[caption id="attachment_380495" align="aligncenter" width="673" caption="http://rmol.co/images/berita/normal/986338_02041403042015_hanafi-rais.jpg"][/caption]
Soal Jokowi, Hanafi Rais berbeda dengan bapaknya yakni Amien Rais. Kalau Sang Bapak walau sama-sama satu daerah (Solo) dengan Jokowi, tapi secara politis berbeda kubu. Kebijakan dan sosok Jokowi sebelum jadi Presiden pernah mendapat pertentangan dan kritik tajam dari Amien Rais, seolah Jokowi tak ada benarnya.(lihat Satu, Dua, Tiga)
Air cucuran atap bisa juga tak jatuh ke pelimbahan. Jaman sudah berubah, pemikiran lebih terbuka dan rasional. Demikian juga pemikiran anak pun tak selalu nunut gaya bapak. Demikianlah Hanafi Rais kali ini.
Keputusan Jokowi menolak grasi dan kepastian hukuman mati para napi narkoba. Mendapat dukungan dari Hanafi Rais. Bahkan atas nama undang-undang dan kedaulatan negara, hukuman mati yang sudah menjadi keputusan hukum harus segera dilaksanakan dengan tetap menjaga hubungan diplomatik dengan negara asal terpidana mati tersebut.
Menariknya, Hanafi Rais yang kini menjabat wakil ketua komisi 1 DPR. Menyarankan tetap mengedepankan sikap lembut menghadapi segala protes keras negara lain (Perancis) yang warganya akan dihukum mati. Istilah diplomasi 'calm and confident' keluar dari mulutnya guna masukan terhadap tekanan luar terhadap pemerintah Indonesia. "Terkait peringatan keras yang disampaikan oleh Presiden Perancis Francois Hollande mengenai rencana eksekusi mati terhadap salah seorang warganya, Komisi I DPR-RI meminta Pemerintah Indonesia berdiplomasi secara 'calm and confident'," katanya kepada pers (kompas.com).
Hanafi Rais bahkan menyatakan bahwa seorang Jokowi telah bertindak tegas. Lebih lanjut pernyataannya sebagai berikut " Dari pidato yang disampaikan Presiden Jokowi dalam acara KAA di Bandung beberapa waktu lalu, sudah menunjukkan adanya sikap yang tegas," ujarnya.
Persoalan bapaknya beda kubu dan sering berseberangan dengan Jokowi tak menjadikan Hanafi Rais pantang memberi dukungan dan apresiasi pada pemerintahan Jokowi. Bisa jadi, karena dia kini adalah bagian dari pemerintahan RI. Berbeda dengan posisi Sang Bapak yang telah jadi Mantan Ketua MPR RI, yang berarti diluar pemerintahan.
Mungkin juga menjadi 'hal yang wajar', saat seseorang sudah berada di luar pemerintahan bisa bebas berkoar-koar mengkritis pemerintah, benar atau pun salah. Sementara saat di dalam jadi begitu permisif dan lunak.
Semoga saja Hanafi Rais bisa terus konsisten dan rasional mendukung jalannya pemerintahan dan keputusan strategis Jokowi, bukan hanya karena berada di pemerintahan tapi juga di luar, sebagai pribadi yang bisa menarik empati banyak orang, kawan maupun lawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H