[caption caption="sumber gambar ; https://cdn.tmpo.co/data/2015/11/26/id_458263/458263_620.jpg"][/caption]
Ahok merupakan petahana gubernur paling seksi di jagat berita politik negeri ini. Kebijakannya, gaya kepemimpinan tanpa kompromi, model komunikasi politik yang tidak biasa serta latarbelakang pribadinya adalah keseksian yang membuat mata para pesaing politiknya dan masyarakat bagai dibuat tak berkedip. Ahok menjadi sosok pro-kontra yang menghadirkan kontroversialitas di dalam masyarakat dan patron politik negeri ini.
Pilkada DKI2017 Ahok kembali mencalonkan diri. Penantangnya yakni Anies Baswedan dan Agus Yudhoyono. Kedua orang itu sosok pemimpin yang relatif 'masih culun' dalam politik.
Anies sosok pemimpin yang gerakanya dominan bersifat moral dan humanistik. Anies belum pernah memimpin suatu wilayah lewat jalur politis. Agus Yudhoyono seorang pemimpin di ketentaraan. Entitas tentara berbeda dengan politik. Dunia tentara sangat hirarkis dan bersifat 'garis komando'. Seorang pemimpin (komandan) harus tunduk mutlak pada pemimpin diatasnya. Bandingkan dengan dunia politik yang relatif egaliter dan demokratis.
[caption caption="sumber gambar ; http://cdn-media.viva.id/thumbs2/2016/09/05/57cd643308cde-ahok-ikuti-sidang-lanjutan-gugatan-cuti-kampanye_663_382.jpg"]
Sementara Ahok sudah terlatih di birokrasi dan politik yang penuh intrik. Dalam pergaulan politik dia dibentuk iklim egaliter dan pragmatisme. Dalam birokrasi dia jadi puncak hirarki pengambil keputusan. Itulah yang membuat sosok seorang Ahok tampak berbeda dibandingkan kedua penantangnya tersebut.
Kiprah politik Ahok bermula jadi anggota DPRD Bangka Belitung, kemudian jadi Bupati, anggota DPR-RI sampailah pada jabatan Gubernur yang sekarang. Pengalaman panjang itu membentuk dirinya sebagai sosok pelaku politik dan birokrasi seperti sekarang ini.
Selama menjabat gubernur, Ahok bagai tak putus mengalami tekanan politis berkaitan dengan kepemimpinanya serta setting pribadinya. Muncul pro dan kontra yang melahirkan kontroversialitas di tengah masyarakat. Namun Ahok tidak goyah sedikitpun. Justru elektabilitasnya menjadi tinggi.
Pertanyaannya, apakah semua itu akan membuatnya mudah memenangkan Pilkada DKI ini? Jawabannya relatif.
Permainan Politik
Ada satu bagian permainan politik bisa menimpa Ahok sehingga jadi drama politik dan cerita ironi.