Akhirnya Adian Napitupulu si macan muda kandang banteng yang dulu sering teriak di tepi sampai juga ke belantara. Rimbun semak dan onak duri tentu beda dengan tepian. Di belantara ragam deru suara bersautan. Mereka tak perduli mata anda hanya terpejam atau jatuh tertidur. Itulah hutan belantara sesungguhnya.
Namun teriakan massa di tepianlah jadi penyengat seperti dulu anda sering lakukan. Percuma klarifikasi tudingan, maka jadilah si sosok liar nan lincah di rimbunan dan onak duri belantara itu.
Katakan pada massa : Maaf, saya tertidur sejenak saat sidang. Saya flu berat karena lelah mengikuti rangkaian rapat. Sebelum sidang itu saya minum obat flu yang biasa dijual di warung pinggir jalan. Obat itu mengandung obat tidur membuat saya tak mampu menahan kantuk. Saya minta maaf, hal itu tak akan terulang lagi. Suerr!''
Masyarakat yang kita yang terkenal permisif akan terharu, dan pencinta anda tidak terlihat bodoh saat membela anda membedakan tidur dan hanya tutup mata.
Bisa, kan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H