Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Rusia Membuka Mata Ukraina Betapa Jahatnya Amerika dan Nato

6 Maret 2022   06:00 Diperbarui: 6 Maret 2022   14:00 1946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar tribune.pk

Bahkan sang Kakak pernah mengambil sebagian barang milik sang Adik yang terletak di dekat pagar pembatas rumah mereka. Tujuan sebenarnya adalah untuk menarik perhatian sang Adik agar tidak nakal, lebih berhati-hati, dan tidak sembarangan berteman dengan para orang asing tersebut.

Namun sang Adik tak menghiraukan teriakan peringatan sang Kakak. 

Kesabaran sang Kakak pun habis, lalu dia keluar rumah dan melompat pagar kemudian masuk ke rumah sang Adik.

Sang Adik tersadar lalu buru-buru masuk rumahnya karena sang kakak menguasai rumahnya. Mereka terlibat keributan besar, sampai timbul perkelahian. Banyak barang di dalam rumah sang Adik jadi rusak.

Sang Adik berani melawan sang Kakak karena tersinggung, merasa terancam dan terhina rumahnya dimasuki secara kasar. Dia bertindak mempertahankan kehormatannya, dan berusaha mengusir sang Kakak yang murka.

Dalam pikiran sang adik, rumah itu adalah miliknya. Tak ada orang lain boleh memasuki dan merusak barang-barang di dalam rumahnya. Bahkan kakaknya pun dilawannya demi kehormatan.

Melihat keributan Kakak--Adik di dalam rumah sang Adik itu, para orang asing bukannya membantu sang Adik, melainkan hanya nonton sambil berceloteh tak tentu arah. Padahal sang Adik secara implisit dan eksplisit sangat berharap bantuan dari kumpulan orang asing yang tadinya sudah dikenalnya tersebut.

Bukannya bantuan nyata yang didapatkannya dari kumpulan orang asing tadi, melainkan sebuah pembiaran.  Ternyata mereka 'keder" atau sangat takut pada si Kakak yang sedang murka, lalu kabur ke rumah masing-masing. 

Kakak--Adik berantem disaksikan banyak orang. Para tetangga jauh datang namun hanya jadi penonton sembari berkomentar tak jelas.

Sang Adik terus melawan sang Kakak sembari berharap banyak orang bisa membantu. Namun sampai hari ini, hampir tak ada yang berani masuk ke rumahnya untuk menindak sang Kakak. 

Disisi lain, sang Adik tak mampu menangkap petanda-pertanda dari sang Kakak bahwa betapa jahatnya para orang asing tadi. Buktinya tak satupun dari mereka membantu sang Adik di situasi sulit itu. 

---- 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun