Nonton dan baca ulasan bola kalau tidak emosi, berarti belum mencapai maqam tertinggi pencinta bola. Usai nonton bola kemudian emosi berhari-haru, maka ; S. e. m . p . u . r . n . a ! ( peb )
Sejak dulu sepakbola memuat roh magis, membawa misteri beserta kepintaran dan kebodohan. Orang pintar menjadi bodoh. Orang bodoh mendadak pintar. Orang relijes mendadak jadi kepar*t. Orang bengal menjadi bijak.Â
Demikian juga menulis tentang sepakbola. Ada keasikan tersendiri yang bercampur  emosi. Seperti kata pepatah bijak ; "Asam di gunung, garam di warung depan gang, bertemunya saat nonton bola".Â
Tinggi gunung seribu janji, lain di lapangan bola, lain di depan televisi". Berakit-rakit ke lapangan bola, ber-emosi-emosi kemudian".
Menjadi pahlawan masa kini tak perlu berperang. Cukup menjadi pendukung setia Timnas Indonesia. Kibarkan semangat ke-Indonesia-an lewat sepakbola.
Seperti kata iklan keren " Cintailah ploduk-ploduk en doh nesya". Timnas Indonesia yang berisi pemain Indonesia merupakan produk Indonesia, maka cintailah ! Cinta itu tanpa syarat. Tanpa anyelir. Tanpa melati. Hanya bunga bakung tumbuh di halaman. Namun semua itu milik kita sendiri!
Cinta itu buta, maka berbahagialah. Sebab kita gagal sengsara bila tak punya cinta pada Timnas Indonesia. Itulah sebabnya "jangan tanyakan kemenangan dan juara apa yang telah Timnas Indonesia berikan, tapi tanyakan setinggi apa emosimu yang telah kau berikan saat nonton Timnas Indonesia berlaga."
Memang sih, banyak kekonyolan dari rasa cinta pada sepakbola nasional. Sudah tahu Timnas Indonesia bakal kalah, tapi tetap saja mendukung dengan segenap jiwa. Jadwal pertandingannya ditunggu sejak bulan lalu.Â