"Sebelum laga, Shin Tae-yong tak nyaman makan dan tidur. Setelah laga justru Park Hang Seo yang masuk angin dan sakit kepala" . (peb)
Pelatih timnas Vietnam Park Hang Seo boleh saja merencanakan, tetapi Shin Tae-yong yang menentukan. Ini adalah "hukum alam" yang tidak adil.
Sebelum laga dimulai Park Hang Seo sudah sangat siap dengan perencanaannya, yakni 'Vietnam menaklukkan  Indonesia'. Apalagi, Timnas Indonesia kemudian dapat "musibah" ; pemain andalan di sektor pertahanan yakni Elkan Baggott tak diijinkan berlaga karena dikarantina otoritas Singapura.
Apa hasilnya? Park Hang Seo gagal. Padahal perencanaan yang sudah dilakukan tersebut bukan sesuatu yang muluk bagi tim sekelas Timnas Vietnam yang memiliki dukungan kelengkapan infrastruktur dan suprastruktur permainan sangat bagus. Banyak tim di Piala AFF mengakui dan iri pada mereka.Â
Usai laga Timnas Vietnam tidak kalah secara gol. Mereka tidak kehilangan poin. Bahkan catatan statistik menunjukkan superioritas mereka. Namun secara faktual, mereka kalah dalam "mewujudkan harapan" dan "pemilihan strategi perang" saat berada di situasi penuh gengsi dan kritis.Â
Lalu siapa pemenangnya? Â Timnas Indonesia! Ini kemenangan Timnas Indonsesia yang sangat prestisius--mengingat superioritas statistik, "infrastruktur-suprastruktur" permainan Timnas Vietnam bagai tak ada artinya usai wasit meniup pluit panjang.
Adalah seorang Shin Tae-yong (STy) dibalik kemenangan itu. Sosok bertangan dingin yang dinobatkan sebagai  "Masterclass in defending" oleh para jurnalis pada laga itu.Â
Shin Tae-yong sadar bahwa Timnas Indonesia kalah kelas dibandingkan Timnas Vietnam, namun bukan berarti untuk memenangkan "pertempuran 90 menit" bukan hal yang mustahil. Untuk itu dibutuhkan strategi cerdas.Â
Hasil imbang 0:0 merupakan "kemenangan" dari cara yang cerdik. Point didapat, tanpa kebobolan.Â
Shin Tae-yong menggunakan strategi bertahan secara rapat dan fokus, sembari mengincar peluang melakukan serangan balik. Namun sebagian pecinta bola nasional membuat tuduhan keji terhadap strategi Shin Tae yong. Dikatakan bahwa itu  strategi "Parkir Bus" yang dilakukan Shin Tae-yong dan  Timnas Indonesia telah merusak sepakbola, layaknya teroris dalam sepakbola.Â