Kekalahan menyakitkan pasangan ganda putra Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan pada laga semifinal harus dilupakan. Mereka harus fokus kembali pada laga selanjutnya yang tak kalah penting.
Kedua pemain itu masih punya kesempatan membuktikan diri sebagai salah satu yang terbaik di ajang Olimpiade Tokyo 2020
Gagal masuk final berarti tak punya kesempatan merebut medali emas, namun medali perak sudah ditangan. Inilah "enaknya" jadi finalis. Kalau kalah tetap dapat medali.Â
Sementara kini peluang paling mungkin bagi Hendra/Ahsan adalah merebut tempat ketiga dengan hadiah medali perunggu.Â
Prestise juara ketiga mungkin tidak seperti juara satu dan dua. Namun laga perebutan juara tiga bisa menjadi momen tak kalah hebatnya dengan finalis.Â
Perebutan tempat ketiga harus benar-benar diperjuangkan karena kalau kalah, takkan ada pengalungan medali untuk Hendra/Ahsan. Pulang pun dengan tangan hampa. Tak ada kenang-kenangan merebut medali Olimpiade--pesta olahraga terbesar di dunia.
Ikut serta dalam Olimpiade dan mendapatkan medali merupakan impian hampir setiap atlet. Bagi Hendra dan Ahsan, separuh impian telah mereka dapatkan, yakni tampil di Olimpiade. Separuh lagi sedang diperjuangkan.Â
Kalau mereka menang akan menjadi atlet yang "sempurna". Impian terwujud. Naik ke podium terhormat untuk menerima pengalungan medali.Â
Tak banyak atlet yang punya kesempatan seperti itu, karena untuk bisa tampil di Olimpiade harus melalui sistem seleksi berjenjang, waktu yang panjang, dan membutuhkan energi yang besar. Hal itulah yang menjadikan Olimpiade sebuah pesta "Bergengsi, Akbar dan Sakral" dalam dunia olahraga.
Medali perunggu yang akan perjuangkan Hendra dan Ahsan tak semata jadi pelengkap prestasi dan hiasan di rumah mereka kelak, Â namun menentukan posisi rangking Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020, khususnya nama baik bangsa dan negara di tengah persaingan olahraga dunia.
Dari hasil pengumpulan jumlah total medali, setiap negara akan saling melihat posisi sendiri dan negara lain dalam deret negara-negara di dunia.
Jadi, posisi ketiga atau medali perunggu bukan semata demi impian menjadi atlet sejati dan kepuasan sosok pribadi Hendra dan Ahsan, melainkan juga menempatkan posisi Indonesiadalam deret negara-negara di dunia. Deret itu sebuah posisi penentu harga diri bangsa dan negara Indonesia.