Keviralan bisa juga muncul karena  ada sequen ibu si Gadis menolak lamaran si Lelaki, lalu memberikan peluang itu kepada anak gadisnya.
Hal ini unik, seorang ibu "mengalah" demi kebahagiaan anaknya. Si Ibu lebih cinta anaknya daripada kepada si Lelaki tua. Cinta si Ibu itu diwujudkan dengan "memberikan" anak gadisnya kepada si Lelaki. Bisa jadi bukan si Ibu tak cinta si lelaki, bukan?Â
Tak banyak Ibu yang mau memberikan peluang pada anak gadisnya kepada pria yang sudah ditolaknya. Hal ini paralel dengan "tak banyak anak gadis yang menerima lelaki tua yang biasa-biasa saja" apalagi setelah cinta si Lelaki sudah ditolak ibunya sendiri, kemudian si Anak gadis itu membangun argumentasi cinta "kasihan" pada si Lelaki yang hidupnya sendirian di usia senjanya.
Logika si Ibu dan si Anak gadis jadi sesuatu yang unik. Sukar untuk dipahami secara awam, mengingat bahwa pernikahan bukan sesuatu yang bisa buat main-main. Pernikahan merupakan tahap hidup baru dengan segala tantangan dalam menjalaninya.
Mungkin secara awam bisa juga muncul pemikiran bahwa lelaki tua itu adalah orang beruntung karena realitas hidupnya diusia senja justru seperti mimpi indah. Lama berstatus jomblo, akhirnya kawin dengan gadis muda. Tak percuma lama menjomblo. Seperti pepatah bijak ; "Semua akan indah pada waktunya".
Banyak jalan menuju jodoh dan pernikahan. "Tak dapat emak, malah dapat anak gadisnya" merupakan sebuah jalan jodoh si Lelaki tua itu. Mirip kisah novel atau lagu dangdut.Â
Selamat untuk kedua pasangan " old-young" semoga berbahagia, dan sehat selalu dalam keluarga baru.
----
Peb09042021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H