"Kini, tak hanya Roma saja yang memiliki banyak jalan"
Medan tempur dunia tulis-menulis selalu asyik disimak. Laksana sepakbola bagi kaum bolamania, Â nonton bola tak pernah bikin jemu. Padahal, pada klub sebesar dan pemain setenar apapun, yang diperebutkan cuma sebuah bola.Â
Gila nya, bola sudah didekati atau didapatkan secara susah payah justru ditendang lagi. Bukannya di bawa pulang, dimasak dan dimakan rame-rame! Heuheuheu.
Laksana nonton Moto GP, dengan kebesaran gengsi sponsor (branding) mesin pacu dan pembalap setenar apapun yang dihadapi "cuma" belokan, tikungan dan kemiringan landasan sirkuit yang bentuk nya "itu tak itu juga" pada semua sirkuit balapan. Para MotoGP-mania (penonton) tak pernah bosan menunggu dan menyaksikan mereka!
Padahal di sirkuit itu  pembalap moto GP bertaruh nyawa, sementara penonton berpotensi jadi saksi, kemudian trauma melihat kemalangan (kecelakaan) pembalap dan meregang nyawa di jalur sirkuit.
Begitulah juga dalam hal menulis (artikel popular) pada masa kini. Banyak jalan menuju artikel menarik, disukai, dan bikin orang tertarik dan tak jemu membacanya. Banyak tempat bisa jadi "arena bermain". Salah satu yang prestisus yakni Kompasiana. Betul? Heu heu heu..
Menulis, sepakbola dan balapan MotoGP punya satu kesamaan 'Anu', yang bikin seorang Penulis (pemain) dan Pembaca (penonton) jadi 'Nganu'.
Ramai-ramai berebut satu bola kemudian ditendang lagi, atau adu cepat di jalan mulus yang lurus, berkelok (yang sengaja dibuat) dan miring  merupakan sebuah candaan kehidupan.Â
Candaan yang bikin hidup. Lucu kah? Tentu saja bila dipandang secara "yuridis formil" manusia normal.Â
"Mbok ya hidup itu jangan macem-macem. Biasa-biasa aja napa? Nanti bau aceem tauk!" Heu heu heu...