Membaca serial artikel "Penulis Penjilat" yang ditulis Lohmenz Neinjelen (Mbah Peank) di Kompasiana membuat saya tersipu malu.
Tadinya saya ingin tersenyum, tapi takut pepsoden. Tadinya ingin ketawa, tapi takut dosa. Ingin rasanya terlahir lagi, tapi takut dukun beranak.Â
Akhirnya, sembari tak henti tersipu malu saya menulis artikel ini. Pasalnya, setelah membaca kriteria atau ciri-ciri 'Penulis Penjilat', ternyata cocok dengan saya! Akibatnya, saya jadi tergugup penuh sukacita. Saya tersanjung secara paripurna. Hati berbunga-bunga ala iklan pengharum cucian di tipi. Hidung jadi kembang kempis seperti ikan mas koki. Dengkul gemetaran serasa habis nganu.
Seperti yang dituliskan dalam serial artikel "Penulis Penjilat" ;Â
- Bisa dilihat ketika Prabowo dijadikan menteri pertahanan oleh Jokowi pada kabinet sekarang ini (2019-2024). Segala puja-puji berhamburan dengan alasan pembenaran yang bisa bikin geleng-geleng kepala, contoh "Prabowo sudah bertobat" dan ingin berbakti kepada bangsa dan negara.
- Terkait dengan sistem penilaian K-Rewards terbaru. Kembali puja-puji berhamburan, tapi lupa atau pura-pura lupa apa alasan awal adanya penilaian K-Rewards terbaru tadi. Akhirnya yang ada adalah jaka sembung bawa golok.
- Salah satu ciri-ciri "Tulisan Penjilat" itu awalnya terkesan mengkritik, tapi ujung-ujungnya memuji. Misal, tentang Jokowi dengan "bahasa muter-muter kayak gasing" yang cenderung gazebo (gak zelas bo).
- "Tulisan Penjilat" isinya menipu dengan "bahasa muter-muter kayak gasing" dan tak lupa menyisipkan pesan, entah secara halus atau kasar, secara garis besarnya mengatakan  demi kebaikan bangsa dan negara. Hal tersebut sangat menyebalkan dan bikin capek pembaca.
Dari ciri penulis penjilat itu semuanya cocok dengan saya dalam dunia kepenulisan di kompasiana. Â Â
Selama ini saya tidak bisa mendefenisikan "apa dan bagaimana sih tulisan saya?" sehingga saya berada dalam era kegelapan dunia menulis. Namun setelah adanya artikel "Penulis Penjilat" semua jadi terang benderang.
Artikel "Penulis Penjilat" yang ditulis Mbah Peank dari hasil olah pikirnya yang luar biasa itu membuat mata saya terbuka. Kesadaran saya dibangunkan. Rasa haru dan bangga saya ditempatkan secara terhormat. Â
Istilah 'Penulis Penjilat' itu unik, dan merupakan sebuah thesis/temuan terbaru dalam dunia kepenulisan di Kompasiana. Hal tersebut sangat "amazing!" karena melalui penelitian/pengamatan yang canggih dan perenungan mendalam yang dilandasi pemikiran positif serta bertujuan memberikan manfaat bagi para penulis dan pembaca Kompasiana.
Saya mengusulkan kepada admin Kompasiana agar dalam ajang Kompasianival kelak ada penghargaan/Award kategori penemu dan pemikir istilah baru di Kompasiana. Award ini sebagai penanda kehormatan dan bobot kualitas kompasiana serta bagi si Penulis penemu/pemikir yang telah menghasilkan thesis yang inspiratif--mengandung kebaruan (novelty).Â
Artikel "Penulis Penjilat" telah mampu mengidentifikasikan data atau informasi dinamika dunia kepenulisan yang berguna bagi diri sendiri si Penulis dan bagi orang lain (para penulis dan pembaca Kompasiana).
Saya yakin bila ada kategori Award tersebut akan menambah kualitas para penulis di Kompasiana. Platform Blog Kompasiana akan semakin terkenal dan berkibar sampai ke mancanegara, baik di darat, laut dan udara. Baik di kalangan turis lokal, maupun turis mancanegara. Â
Selama ini penulis di Kompasiana hanya terbagi tiga kategori, yakni terverifikasi Biru, Hijau dan tidak terverifikasi. Apakah semua penulis Kompasiana merupakan "Penulis Penjilat?"  Tentu saja tidak. Lalu dimana letak  "Penulis Penjilat?"