Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kompasiana, Pembentuk Penulis "Ecek-Ecek" Jadi "Penggocek"

28 Oktober 2019   02:02 Diperbarui: 28 Oktober 2019   02:20 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar ; kompasiana.com

Rimba raya kepenulisan di media sosial sangat bebas dan liar berisi beragam tingkatan kemampuan "tukang tulis". 

Di Media sosial banyak penulis "ecek ecek" yang tidak bisa naik status lebih baik karena berbagai sebab, pertama ; suasana liar media sosial tak menuntut netizen penulis ecek ecek meningkatkan dirinya.  Mereka juga harus liar. Selain itu-- bisa jadi--si netizen tidak punya niat mengubah dirinya.

Kedua, sifat serba instan media sosial sangat kental. Setiap netizen ingin hasil produk tulisannya cepat dilempar ke rimba media sosial untuk "mendapatkan hasil" berupa reaksi jejaringnya. Rimba itu bagai pasar, tempat jual beli tulisan "status dan komen"

Ketiga, keterbatasan ruang menulis atau jumlah huruf yang bisa diketik. Kalau pun punya ruang luas, dikuatirkan tidak populer. Tidak dibaca netizen lainnya, karena sifat instan netizen malas membaca status yang panjang, kecuali bila si Netizen memiliki kemampuan menulis yang baik dan  menarik.

sumber gambar : paperdino.com.au
sumber gambar : paperdino.com.au
Bagaimana dengan Kompasiana? 

Banyak penulis di Kompasiana (psst..termasuk saya, heuheuheu..) pada awalnya menulis secara ecek ecek ala media sosial. Secara sadar atau tidak, habitus penulis media sosial masih terbawa masa awal berkompasiana. Pengennya nulis semau gue or  sak karepe Dewi... eeh dewe.  Tidak perduli tata bahasa, pilihan kata dan kalimat untuk membentuk diksi yang menarik,  dan lain sebagainya. Pokoknya nulis apa yang ada dibenak, dan berharap dibaca banyak orang. 

Menulis semau gue ala media sosial itu tidak salah. Tidak dilarang sejauh mematuhi aturan yang berlaku di Kompasiana. Toh, sampai Kompasiana beyond blogging tidak melarang masuknya para penulis "berkemampuan atau bertabiat ecek-ecek". Yee kaann, mas/mbak admin? Heu heu heu...

Tapi...

"Percayalah, Ani !"

"Apa maksudmu, Oma?" 

"Begini, Ani"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun