Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seronok Cinta

30 Maret 2019   22:51 Diperbarui: 31 Maret 2019   03:06 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar ; pixabay.com

cinta ini milik kebohongan seronok, bersembunyi di balik waktu. menyelipkan cuka embun di lipatan rindu terjajah. bila saatnya tiba, waktu pun dibunuhnya.

lihatlah setiap langkahnya,
tak pernah alpa membawakan dua nampan berisi keteduhan dan kebengisan. mendekatlah. akan terbaca beribu spektrum hasrat di binar mata. tanpa malu.

jangan lagi tengok waktu yang sekarat
saat cinta lebur ke dalam benak yang tak henti membohongi nurani, bangunlah. tinggalkan saja kesia-siaan mimpi tadi malam. atau campakkan pada hiruk pikuk siang.

kini,
nikmatilah kebohongan demi kebohongan ini. laksana kau baru keluar dari rahim ibumu dengan pekik-pekik merdeka.

berikan salam terakhir pada kemunafikan, dan katakan selamat datang dosa 

lalu,
kita teguk seronok cinta dan kebohongan dengan cara paling keparat!

--- 

peb30/04/2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun