Telah kami sediakan undak-undak untuk tuan menaiki altar. Katakan apa pun di sana, kami jadi pendengarmu
Tuan,
Telah lama jaman bersahabat dengan peradaban
Berdua mereka memuliakan waktu, seperti bumi-matahari saling menghormati putaran dan jarak
Berdua mereka menjaga marwah jagat raya, seperti kesetiaan bumi-matahari saling membukakan pintu hari
Tuan,
Di tanah ini, telah jaman dan peradaban tulis dan gambarkan pada dinding gua. Tentang persahabatan sejati. Sehingga kami mengenali mereka untuk melangkah pasti ke masa depan
Kini, gambar dan huruf itu telah kami jadikan kain sulaman, kemudian kami jadikan baju kebesaran tuan di perayaan kami
Tuan,
Bergotong royong kami menukangi panggung
Telah kami jadikan papan kokoh untuk tuan menapak, dari pungutan airmata dan suara lirih kaum ibu yang anak-anaknya menangis kelaparan
Telah kami ciptakan hymne pengiring langkah tuan ke altar, dari rangkaian canda tawa kaum papa berusaha bahagia di ruang kemiskinan
Tuan,
Kini berbicara lah di mimbar. Berikan suara lantang dan rangkaian kata terbaik untuk kami jadikan pegangan harapan. Akan kami kumpulkan setiap makna huruf. Dari segenap aura tubuh tuan yang menjadi misbah
Agar kelak kami dan anak cucu mampu melanjutkan persahabatan jaman dan peradaban
Tuan,
Hamburkan kata-kata. Jangan diam!
---
peb17/01/2019