Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tuhan Tak Suka Sepak Bola

27 November 2018   10:12 Diperbarui: 27 November 2018   11:49 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : http://catalogo.artium.org

Kemarin tim sepakbola kami kalah. Banyak orang menjadi gila. Para kecewa membangunkan marah yang sebenarnya  tak pernah benar-benar tidur. Mereka ajak keduanya bersekutu merebut angkasa. Langit biru jadi merah. Membara.

Kata-kata mengerikan beterbangan di atas kepala. Bunyi makian berdengung di gendang telinga seantero negeri. Aku jadi ketakutan. Berlari. Awalnya bersembunyi di balik remote kontrol. Kemudian, kucari Tuhan di status facebook, twitter, dan whatsapp. Namun yang kutemui aneka rupa wajah iblis sedang murka.

Kulihat di layar raksasa, ketua bola kami bersama para pembantunya sibuk memungut hasil panen. Uang dan sampah bercampur di halaman dan kebun. Terburu-buru mereka masukkan ke dalam peti. Tak ada senyum.

Lalu kuperhatikan, diam-diam beberapa orang membuat banyak lubang di bawah peti. Mereka begitu leluasa dan percaya diri. Aku takjub. Mungkin mereka sudah lama tahu, Tuhan tidak suka sepakbola.

---

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun