Sementara sebaliknya dengan tim Prabowo/Sandi, terkesan lamban dan "tidak solid didalam" untuk membentuk sebuah tim kerja.Â
Apa lagi yang ditunggu? Hal tersebut merupakan pertunjukan kedua tentang ketidaksolidan tim Prabowo/Sandi setelah yang pertama mereka tunjukkan dalam pendaftaran Capres/Cawapres yang penuh dengan drama---sehingga ada scene "Sogokan 500 Milyar Sandiaga Uno" dan munculnya  "Jenderal Kardus".  Kalau tim tidak solid, bagaimana kelak bisa memimpin negara dan bangsa Indonesia yang besar ini?
Kubu Prabowo/Sandi beralasan pengumuman tim pemenangan bukan hal utama melainkan pada kondisi faktual perekonomian rakyat.Â
Tapi pun pernyataan politis yang mereka keluarkan saat itu bukan sebuah solusi melainkan "keprihatinan dan keluhan" semata, tentang kekeliruan orientasi dan strategi ekonomi. Juga tentang melemahnya rupiah dan ekonomi fundamental yang berakibat pada kenaikan harga kebutuhan pokok dan berkurangnya daya beli masyarakat. Ini isu basi yang sudah dinyatakan sebelumnya secara parsial oleh berbagai tokoh oposisi.
Uniknya, mungkin untuk mengimbangi gaung dan kilau pemberitaan penunjukan Erick Thohir sebagai ketua tim pemenangan Jokowi/Ma'ruf Amin, lalu Sandiaga Uno melakukan solo action menukar Dolar miliknya jadi Rupiah. Lalu, bagaimana dengan para tokoh lain dalam tim mereka? Kenapa tidak semua orang kaya dan konglomerat dama tim Prabowo/Sandi melakukan hal yang sama? Â
Media pun menyorot solo action Sandiaga Uno. Publik heboh soal pertunjukan Sandiaga dalam aksi tukar Dolar, pernyataan tempe tipis seperti kartu ATM, bu Lia yang cuma bisa belanja bawang dan cabe dengan uang 100 ribu. Semua yang ditampilkan Sandiaga Uno itu bukan solusi signifikan bagi inti persoalan global hingga menurunnya nilai Rupiah terhadap Dolar!
Sandiaga Uno melakukan aksi sendiri, spontan dan bersifat reaktif, dan tanpa konsep solusi dari sebuah tim kerja yang handal. Disatu sisi, hal itu memang menaikkan popularitas Sandiaga Uno secara personal karena sorotan kamera di ruang publik, tapi disisi lain memunculkan persepsi publik tentang lemah dan tidak solidnya tim kerja Prabowo/Sandi soal wibawa kepemimpin dan kualitas kerja tim, serta kejelian memanfaatkan momentum ekspektasi pubik jelang Pilpres 2019 nanti.
Bagaimanapun kemampuan membentuk tim kerja kecil merupakan gambaran kemampuan dalam tim kerja besar. Ini akan berpengaruh pada persepsi publik soal kualitas kepemimpinan Prabowo/Sandi. Disisi lain, rakyat butuh performance hebat para kandidat pilpres sejak dari terdaftar resmi di KPU. untuk kemudian jadi bahan pertimbangan rakyat dalam memilih secara rasional.
Ayolah tim Prabowo/Sandi, jangan terus-menerus menunda kerja dengan berbagai alasan. Jangan biarkan Sandiaga Uno melakukan solo run dengan aksi-aksi parsial dan blunder tanpa makna bagi pembentukan diri sebagai calon pemimpin besar negeri ini. Malu dong sama Bu Lia, Bu Yuli dan Bik Narti. Kalau aku sih rapopo.....
----
Pep,11/09/2019