Soal Rizieq Shihab akan pulang sudah berkali-kali diberitakan tapi ujung-ujungnya tidak jadi dengan berbagai alasan logis menurut pendukungnya. Teranyar dikabarkan dia pulang tanggal 21 Pebruari, bertepatan dengan angka cantik 211. Namun itu pun lagi-lagi batal.
Konon sebelumnya sudah hampir pasti. Foto tiket pesawatnya beredar luas di dunia maya. Pendukungnya sudah membentuk panitia penjemputan. Sebagian rombongan sudah pergi ke bandara. Mereka pun sudah menggelar konferensi pers dan terbetik permintaan supaya Presiden Jokowi sudi menjemput sang imam besar itu.
Panitia penyambutan mengatakan kepulangan Rizieq Shihab karena dia gundah adanya kasus penyerangan tokoh agama di beberapa tempat akhir-akhir ini. Sebagai ulama besar yang terhormat, jadi panutan dan banyak pengikutnya, hanya Riziq Shihab saja yang bisa meredakan. Dia kuatir penyerangan terhadap ulama bisa bikin panas kalangan umat muslim sehingga timbul dendam dan konflik baru. Kalau niatnya demikian, sungguh mulia kepeduliannya pada nasib bangsa ini.
Tapi... benarkah demikian?
Selanjutnya kabar terakhir yang beredar, lagi-lagi Rizieq Shihab batal pulang setelah berdoa meminta petunjuk Tuhan di depan Kabah.
Secara politis, kali ini kira-kira apa maksud Rizieq Shihab terhadap Presiden Jokowi? "Test the water" kah? Apakah ketika permintaan itu "tak digubris" kemudian ia merajuk dan mengkambinghitamkan Yang Maha Kuasa.
Meminta Jokowi "menjemput" kepulangan Rizieq Shihab merupakan permintaan yang masuk akal tapi sangat lucu. Masuk akal maksudnya, tidak susah untuk menjemput seseorang di bandara, bukan? Jokowi pun sering menjemput tamu kehormatan di bandara. Nah, soal lucu tak perlu dijelaskan, nanti hilang lucunya.
Secara politis, kalau gaya ini terus dilakukan Rizieq Shihab dan pendukungnya akan jadi penjerat tak terlihat yang kelak merugikan posisi Jokowi. Kok bisa?
Riziq Shihab itu pendukungnya banyak. Sejumlah politikus papan atas di negeri ini dekat dengan dia -terlihat dari mereka yang mengunjunginya di Arab. Dia juga berperan besar dalam keterpilihan Gubernur DKI yang baru.
Lalu, ketika Rizieq terus menerus membawa nama Jokowi dalam "kepulangannya" bisa jadi ada agenda tersembunyi yang sulit dibaca awam. Pemerintahan Jokowi harus mampu membaca agenda tersebut secara detail kalau tidak mau nanti masuk angin. Ibarat terus menerus diterpa angin sepoi-sepoi, bisa bikin ngantuk dan terlena, atau malah masuk angin. Masuk angin itu berat, biar angin saja.
Ada baiknya bila diadakan penyambutan resmi di bandara. Kalau pun Jokowi tidak sempat karena sibuk bekerja, bisa diwakilkan JK selaku Wakil Presiden, Fahri Hamzah dan Fadli Zon selaku wakil ketua DPR, Anies selaku Gubernur DKI, Zulkifli Hasan selaku ketua MPR, Kapolri Tito Karnavian, Panglima TNI, dan sejumah pejabat negara lainnya. Tak lupa hadirkan orang dekatnya -Firza Husein sebagai pembawa bunga. Selain itu para tokoh yang lain yang menyayangi Rizieq Shihab.