Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kecelakaan Setnov, Panggung Pesta Kebohongan Publik yang Menindas Kemalangan

19 November 2017   00:13 Diperbarui: 19 November 2017   00:53 3327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : https://www.mediasulsel.com/wp-content/uploads/2017/11/MEME-SETNOV.jpg

Tiang listrik kini jadi terkenal, setelah Setnov 'berhasil ditangkap' usai kecelakaan menabrak "tiang listrik". Tak lama setelah kejadian, di dunia maya muncul berbagai celoteh dan gambar "meme" yang bernuansa sindirian, satire dan lucu. Di dunia maya itu publik 'bersorak sorai dan berpesta"  merayakan "kembalinya Setnov" setelah beberapa jam menghilang ketika rumahnya "diseruduk" KPK. 

Oleh publik, tiang listrik dijadikan bintang panggung, sementara Setnov hanya pemain figuran. Dengan cara itu publik memposisikan Setnov sebagai pesakitan yang paling hina sekaligus menghibur.

Cukup mengherankan ketika nama Tiang listrik muncul sebagai bintang padahal kenyataan di lapangan tiang lampu lah yang ditabrak mobil  Setnov. Kenapa Tiang Listrik yang jadi terkenal di panggung dunia maya? 

Tiang listrik berbeda dengan tiang lampu walau tempatnya sama-sama di tepi jalan. Tiang listrik merupakan tiang untuk menambat jaringan kabel listrik dari satu titik ke titik lain pada jarak tertentu. Yang mencolok secara fisik adalah banyak jaringan kabel "bersliweran" di atas tiang listrik. Kadang ada juga tiang listrik dicantolkan lampu jalan, namun tetap saja disebuat tiang listrik karena faktor kabel itu lebih dominan. Selain itu pemilik atau penanggung jawab tiang listrik adalah PLN sebagai pihak berwenang bidang jaringan listrik umum. (baca klarifikasi PLN)

Sementara tiang lampu merupakan tiang khusus untuk tambatan lampu penerang di ruang outdoor. Pada kasus Setnov, tiang lampu itu "milik" PJU dibawah tanggungjawab dinas PU pemerintah kota/provinsi DKI Jakarta.

Foto tiang lampu jalan yang ditabrak mobil Setnov, sumber foto ;Sumber gambar : https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2017/11/17/540e275f-e45b-473f-aa26-db90be2cae6d_169.jpg?w=650&q=90
Foto tiang lampu jalan yang ditabrak mobil Setnov, sumber foto ;Sumber gambar : https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2017/11/17/540e275f-e45b-473f-aa26-db90be2cae6d_169.jpg?w=650&q=90
Tiang yang ditabrak mobil Setnov lebih menampilkan sosok tiang lampu daripada tiang listrik. Lalu, kenapa publik netizen menganggapnya Tiang Listrik?

Ada beberapa kemungkinan. Pertama, sumber pemberitaan awal media mainstream yang keliru menuliskan tiang lampu sebagai tiang listrik. Kedua, netizen tidak bersikap kritis terhadap berita awal yang mereka dapatkan. Ketiga, netizen sadar awalnya keliru, namun mereka tidak perduli.

Kecelakaan Setnov jadi Faktor Sexy

Setnov merupakan publik enemy yang "ditemukan" kecelakaan. Ketika berita awal muncul, tercipta secara cepat dan dominan eforia netizen. Antara kaget dan senang. Senang karena Setnov yang DPO akhirnya tertangkap. Kaget karena Setnov ternyata kecelakaan, bukan tertangkap seperti biasa yang dilakukan KPK. Faktor kecelakaan bukan membuat publik jadi kasihan, empati atau berduka seperti halnya sikap umum terhadap orang yang ditimpa musibah kemalangan. Publik justru seolah "mensyukuri" kemalangan Setnov! 

Dunia maya menyediakan ruang ekspresi publik untuk "mensyukuri" kecelakaan Setnov, suasana syukur itu laksana pesta besar. Publik netizen segera menciptakan panggung, dan menjadikan Tiang Listrik tadi sebagai bintang panggungnya.

Dalam arus cepat  viralitas berita dan eforia, publik mengalami "trance". Mereka tak lagi tak lagi bersikap kritis. Mereka tak merasa perlu melihat sumber berita utama, baik tulisan berita maupun gambar beserta keterangan yang menyertainya. Kekritisan publik "hilang" tersebab terlanjur girang gembira 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun