[caption caption="Gambar Sungai Kapuas dengan Jembatan Tol Kapuas. Sungai ini membelaha kota Pontianak. Panjang sungai 1170 km dan lebar mencapai 800meter-1000m lebih. | sumber gambar ; https://i1.sndcdn.com/artworks-000068143387-tb8l5g-t500x500.jpg "][/caption]
Ikan gendang gendis disangke puake
nganyot sorang dekat lanting wak soleh
jangan nak suke omong belebeh
kenak pelasah sekampong baru tau rase
aek kapuas diminom mak nyah
nanggok aek dikampong bangke
ini hari mak biak ketawak renyah
Itu tande hati agik besuke
maen meriam karbet ditepi kapuas
jangan lupa bekal korek api
orang tamak hidopnye tak pernah puas
pegang jabatan malar jak carek can tepi
masak ikan paten kapuas campur tempoyak
barok didih dah teciom sampek sanggau
hidup ini jangan nak suke belagak
kenak orang manas abes kau dilebau
_________
Pantun ini berbahasa Melayu Pontianak.
Pada bagian ISI pantun mengandung pesan-pesan moral bagi kehidupan majemuk.
Isi Pesan Moral Pantun
@ Pantun pertama : Jangan suka bicara berlebihan (melebih-lebihkan hal sebenarnya) ; membuat fitnah-hasutan. Bila itu dilakukan nanti bisa keroyok (dimusuhi) publik.
@ Pantun kedua ; Tertawa seorang perempuan bertanda hati sedang gembira. Maka itu bikinlah hati perempuan selalu senang. Kalau perempuan cemberut, maka suasanya dunia jadi runyam.
@ Pantun ketiga ; Orang tamak selalu tidak merasa puas dan tidak besyukur. Memegang jabatan tinggi (jadi pejabat) justru tidak amanah. Jabatan dipakai untuk memperkaya diri dengan cara yang tidak benar. Mislanya mroyek, korupsi, dll.