Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gagal di Final AFF Tak Hentikan Rasa Persatuan Bangsa Indonesia

18 Desember 2016   11:30 Diperbarui: 18 Desember 2016   11:51 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber gambar : https://d10dnch8g6iuzs.cloudfront.net/picture/46120160802211223506_o"][/caption]

Timnas Indonesia masuk final piala AFF sudah kali ke lima sejak kejuaraan itu pertama kali diselenggarakan. Dan Final kali ini sungguh berkesan.

Masuknya timnas Indonesia ke final merupakan geger nasional dan menjadi embun penyejuk di tengah mulai keringnya rasa kebangsaan Indonesia yang satu. Betapa momentum final itu mampu membangunkan kesadaran anak bangsa dari suasana hampir lupa akan ke-Indonesia-an karena banyak yang terlanjur mabuk oleh beragam situasi politik bangsa saat ini. Sejumlah kejadian ; pertentangan antar golongan dan kelompok yang berkaitan SARA sungguh bikin situasi politik tak nyaman bagi kehidupan berbangsa.

Walau timnas kita gagal juara, tapi momentum final itu sungguh bernilai. Ia mampu menyatukan kembali rasa kebangsaan yang sempat 'terlupakan'.

Momen final itu segala elemen bangsa Indonesia bersatu-tak lagi melihat baju dan segala artifisial pembeda. Tak lagi mempertentangkan kemajemukan bangsa Indonesia. Semua hati mendukung timnas, menyatu meneriakan yel-yel "Indonesia!..Indonesia!". Semua mata menatap layar kaca dan lapangan laga, berdebar bersama menunggu gol-gol dari punggawa timnas kita yang berjuang tanpa lelah.

Beragam spirit dukungan yang bertebaran di media sosial--bila media sosial dianggap sebagai gambaran situasi masyarakat kita. Lihat juga emberitaan media mainstream--bila itu dianggap arus informasi yang pernah terkotak-kotak. Ruang publik di cafe, jalan, lapangan kelurahan dan beragam acara nonton bareng menyatukan rasa Keindonesiaan. Tidak ada saling cela dan adu nyinyir antar elemen bangsa. Semua menyatu dalam satu rasa ; Indonesia. 

Suasana ini bikin merinding serta penuh haru ketika menyaksikan dan mendengar lagu Indonesia Raya dikumandangkan sebelum laga sepakbola itu dimulai. Kamera TV menyorot wajah-wajah pemain timnas kita yang memikul harapan berjuta orang bangsanya, ribuan penonton bersama-sama bernyanyi lagu kebangsaan Indonesia Raya. Rasa merinding itu mengingatkan masa kanak-kanak saat upacara bendera di sekolah--sebuah masa kepolosan tak kenal pembedaan oleh situasi politik seperti sekarang ini.

Piala AFF adalah piala dunianya sepakbola Asia Tenggara. Itulah mengapa spirit kebangsaan kita begitu kuat muncul untuk memenangkan harkat bangsa dan negara di tengah keberadaan negara-negara lain.

Kekalahan di Finak Piala AFF2016 ini memang bikin sedih. Tapi setelah itu muncul rasa bangga bahwa laga Final Piala AFF2016 itu bisa menjadi momen menyatukan (kembali) rasa kebangsaan Indonesia. Sebuah rasa yang beberapa waktu lalu sempat terasa hambar dan berusaha menemukannya kembali. Ternyata, rasa Kebangsaan Indonesia itu tak hilang. Rasa tu masih ada di dada kita semua di seantero negeri ini! Terimakasih kepada para punggawa Timnas Indonesia dan tim yang telah mengantarkan final berkesan ini. Kalah skor sepakbola kemarin bukan kegagalan karena kalian telah berhasil mengantarkan dan memenangkan rasa kebangsaan berjuta hati rakyatmu.

Salam NKRI

-----

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun