Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Panggilan Hamparan Mozaik

5 Desember 2016   07:29 Diperbarui: 5 Desember 2016   23:02 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="sumber gambar ; tempo.com"][/caption]

Hamparan mozaik bercerita tentang waktu dan peristiwa 

Perih masa silam tak hilang
tumbuhkan bela peri kehidupan  
demi satu impian masa depan milik bersama 

Hamparan mozaik bercerita 

Tentang tumpahnya airmata dan darah anak nusa 

Tentang berjuta raga mati tapi jiwanya tak pernah lekang 

Tertera lah mereka di patok-patok penjuru angin
Dikabarkannya tak henti
Hamparan mozaik bukanlah satu warna
Tapi satu dalam rasa nusa 

Disana mereka memanggil setiap jiwa nusa
Agar tak satu pun terlelap
Selalu berdiri di setiap tapal batas
Berjaga setiap titik pengikat sabuk
Agar tak tercerabut sia-sia

Mereka hanya pinta
Dengarlah panggilannya wahai anak negeri tunas-tunas nusa jaya

[caption caption="sumber gambar ; inilah.com "]

[/caption]

-----

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun