Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dari Lapangan Tergenang, Timnas U19 Gagal Pertahankan Tren Positif

14 September 2016   21:57 Diperbarui: 14 September 2016   22:54 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/1311966/big/028722500_1470726986-kiper__satria_tama_.jpg

Laga kedua Timnas U19 dimenangkan Thailand dengan skor 3 : 2. Kalah atau menang itu hal biasa. Yang tidak biasa adalah bagaimana proses menang dan kalah terjadi. Hal yang Tidak Biasa inilah yang terjadi bagi kedua tim dalam laga yang diguyur hujan di setengah babak permainan.

Babak pertama hujan turun deras. Lapangan pun tergenang. Kedua tim bermain diluar kebiasaannya karena menyesuaikan diri dengan kondisi lapangan. Pada situasi inilah Garuda Muda (Timnas U19 Indonesia)  mendapatkan keuntungan. Mereka mampu membangun tren positif   bagi permainan timnya dengan hasil 2 gol tercetak di gawang Thailand.

Sepanjang setengah babak pertama ini, permainan dibawah kendali Timnas U19 Indonesia. Mereka bermain dengan cepat dan bisa mengurung timnas Thailand yang terkenal cepat. Timnas kita jauh lebih cepat dibanding Thailand. Walau laju bola sedikit terhambat oleh genangan air tak membuat skuat Garuda Muda terhambat melakukan tekanan ke semua lini Thailand. Pada situasi itu, secara psikologis Indonesia sudah mengalahkan Thailand. 

Permainan awal Tim Thailand nampak masih kacau dan kagok dengan penampilan penuh tenaga dan bersemangat dari Garuda Muda. Situasi ini yang membuat Thailand melakukan dua blunder besar di jantung pertahanannya sendiri. Akibatnya, pada menit ke 15 dan 16 mereka kebobolan dua gol akibat hukuman pinalti dari pelanggaran pemain mereka sendiri.  Eksekutor Garuda Muda adalah Dimas Drajad, pemain senior dalam tim.

Babak pertama berakhir 2 : 1 untuk keunggulan Garuda Muda. Keunggulan babak pertama dan mendapatkan dua gol cepat  itu sejatinya harus mampu membangun Tren positif bagi jalannya pertandingan sampai selesai. Namun kenyataan bisa berubah cepat pula. Tren positif Garuda Muda hanya dimiliki sampai babak pertama saja. Memasuki babak kedua hujan mulai reda, dan lapangan mulai relatif mengering. Tidak banyak lagi genangan air. Entah faktor hujan dan genangan air itu ada pengaruhnya atau tidak, permainan Garuda Muda berubah total. 

sumber gambar : http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/1311966/big/028722500_1470726986-kiper__satria_tama_.jpg
sumber gambar : http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/1311966/big/028722500_1470726986-kiper__satria_tama_.jpg
Tren positif mereka justru perlahan redup setelah hujan reda dan genangan tak ada lagi. Sebaliknya Timnas Thailand justru terbangun dengan cepat. Mereka bangkit dengan dua gol cepat pula di awal babak kedua belum lama  dimulai (menit 46 dan 53). Skor menjadi 3:2 untuk keunggulan Thailand. Kedua gol itu seolah membalas karma atas dosa mereka saat hujan dan tergenang.

Jalannya babak kedua milik Thailand. Sementara Garuda Muda seperti kumpulan  ikan kekurangan air. Mereka megap-megap di telaga surut. Semua pemain berusaha mencari jalan hidupnya sendiri. Kordinasi kacau ketika mendapatkan tekanan besar dari para pemain Thailand yang justru berubah segar tanpa hujan.

Garuda Muda  kemudian kembali sadar diri sebagai pemilik pertama tren positif. Mereka pun bangkit pada 5 menit terakhir jelang usai pertandingan. Garuda Muda mulai berbenah diri, dan mengurung  pemain Thailand untuk merebut tren positif yang dirampas. Namun lima menit itu ternyata itu tidaklah cukup.

Tren adalah sebuah konsistensi dan dibatasi waktu.  Ketika diujung batas waktu tren sudah  dimiliki  Thailand sampai waktu berakhir, maka Thailand yang memenangkan pertempuran.  Mereka menang karena mampu bangkit dan bisa mempertahankan tren sampai batas waktu berkahir.  Dunia sekalipun tidak akan ingat siapa pemilik awal tren positif.  Itulah yang terjadi pada Garuda Muda.

Selamat untuk Thailand, dan jangan berkecil hati untuk Garuda Muda. Masih ada tiga pertandingan lagi untuk membangun tren positif sampain  akhir laga agar dunia tak lupa.

Salam Sepakbola Nasional ! Nantikan pertandingan ke tiga tanggal 16 September melawan Australia

sumber : Nonton siaran Live di RCTI

-----------

pelatih timas u19 II sumber gambar : http://cdn.klimg.com/bola.net/library/upload/20/2016/05/eduard-tjong_70184fc.jpg
pelatih timas u19 II sumber gambar : http://cdn.klimg.com/bola.net/library/upload/20/2016/05/eduard-tjong_70184fc.jpg
Peb14/09/2016

susunan pemain (sumber okezone.com) : 

INDONESIA U19: Muhammad Riyandi, Arizky Wahyu Satria, Bagas Adi Nugroho (C), Pandi Ahmad Lestaluhu, Hanif Abdurrauf Sjahbandi, Satria Wardana, Asnawi Mangkualam Bahar, Moh Edo Febriansyah, Muhammad Dimas Drajad, Sandi Pratama, Saddil Ramdani

THAILAND U19: Chakorn Pilakhiang, Arthit Ueafuea, Jakkapong Subsamutr, Saringkan Promsupa, Sorawit Panthong, Chotipat Poomkaew, Worachit Kanitsribumphen (C), Sansem Limwatthana, Supachai Chaided, Suksan Mungpao, Nanthawat Soankaeo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun