[caption caption="sumber gambar : https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT9Gt4UCJvVC3lf2Uvny6PKHoCMq8-oEqy28sq_jJkGpX1KP3ml"][/caption]
Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan resmi dilantik sore tadi pkl 17.30 (Jum'at, 9/9/2016) di Istana Negara. Sejumlah media televisi menyiarkan langsung acara pelantikan sehingga publik bisa mengetahui peristiwa penting tersebut. Suasana pelantikan pun berjalan khidmat dan lancar.
Pelantikan berjalan singkat sesuai seremoni prosedur pelantikan pejabat negara. Sejumlah elit politik negeri ini tampak hadir, termasuk Megawati ketua PDIP dan Agus Raharjo-ketua KPK saat ini.
Singkat dan mulusnya acara pelantikan bukan berarti berbanding lurus dengan beban tugas yang berat untuk Budi Gunawan memangku jabatan kepala BIN. Sangat besar harapan masyarakat kepada kepala BIN yang baru untuk menjalankan tugas strategis negara, khususnya menunjang tugas Presiden selaku 'user' utama BIN.
Pengguna (User) BIN yang utama adalah Presiden. BIN adalah pembisik terpercaya akan issue-issue strategis. Sejumlah isu-isu strategis sedang melilit negara ini, misalnya ; terorisme, peredaran narkoba internasional-regional, trafficking, kewarganegaan-diaspora, mafia pencurian ikan diperairan dalam negeri, mafia sumberdaya alam dan mineral, patok perbatasan, masuknya pekerja luar negeri secara ilegal, keberangkatan haji Ilegal, dan lain-lain.
Issue-isue tersebut bila tidak diantisipasi sejak awal menjadi beban pemerintahan Jokowi. Beban itu bisa mendadak jadi 'Tsunami' yang dahsyat menghantam tubuh pemerintahan. Disinilah strategisnya peran BIN bagi Presiden (pemerintah). Kita tak ingin bila jalannya pemerintahan tiba-Iba kacau karena kurangnya penguasaan dan antisipasi 'Tsunami' tersebut.
Disisi lain dari tugas berat dan besarnya ekspetasi publik terhadap Budi Gunawan ada 'misteri' lama yang masih tersimpan di pikiran publik tentang 'berbagai dugaan negatif' Budi Gunawan dimasa lalu. Ingat perseteruan Polri-KPK berkaitan dengan rekening gendut jenderal dan korupsi di tubuh Polri. Secara hukum, semua itu 'sudah dianggap selesai'. Disinilah titik dimana Budi Gunawan bisa membuktikan dirinya tidak seburuk dugaan sebagain publik kepadanya (dan Polri). Dia harus bisa bekerja lebih baik daripada pimpinan BIN sebelumnya.
Perjalanan Budi Gunawan menuju BIN relatif mulus. Suksesi dari Sutiyoso kepada Budi Gunawan tanpa gejolak antar personal pendekar (Jenderal). Sikap Sutiyoso perlu diapresiasi, dia denga legowo menyerahkan tampuk jabatannya ke Budi Gunawan tanpa 'misuh-misuh' di media. Menutip pernyataan Sutiyoso ; "Ini (pergantian Kepala BIN) kan perintah dari panglima tertinggi TNI, Presiden itu. Jadi saya itu nyaris tidak ada masalah, karena bagi saya jabatan itu adalah amanah yang sifatnya temporer, artinya bisa dicabut kapan saja oleh pemberi, seperti ini. Tentu keputusan presiden telah dipertimbangkan masak-masak ya dan juga pasti sudah dikonsultasikan kiri kanan, sehingga dianggap keputusan terbaik. Saya mendukungnya, saya menerima," (sumber. Detik.com).
Sikap ini adalah jiwa besar seorang prajurit sejati yang sportif dan taat. Dia tidak membuat gaduh yang bisa jadi beban tersendiri Budi Gunawan selaku pejabat baru.
Jadi, bagi kepala BIN yang baru, langkah mulus yang dilalui semoga jadi bekal untuk menjadi 'alat startegis yang mantap surantap dan Maknyos' bagi presiden Jokowi.
Kepada Budi Gunawan ; Selamat bekerja komandan!