Pada jaman Orde Baru frasa 'Bahaya Laten' sering digunakan, khususnya terkait PKI (Partai Komunis Indonesia) sehingga muncul istilah 'Bahaya Laten Komunis. Frasa 'Bahaya Laten' kemudian seolah jadi 'milik pemerintah Orde Baru yang disematkan pada PKI', sehingga menimbulkan rasa seram.
Bila kita merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Laten artinya tersembunyi; terpendam; tidak kelihatan - tetapi mempunyai potensi untuk muncul, (sumber satu) . Lebih lanjut Bahya Laten dapat dipahami "Suatu kondisi keadaan yang bisa menjadi sangat berbahaya jika hal tersebut benar-benar terjadi karena bisa merusak keseluruhan konsep dan nilai yang ada, (sumber dua) "
Berdasarkan defenisi dan pengertian tersebut, istilah Bahaya Laten ternyata 'Jomblo'. Istilah ini bisa berpasangan atau disematkan kemanapun sesuai konteks masalah yang ingin dijelaskan.Kalau dikaitkan dunia Menulis (di Kompasiana) maka bukanlah hal yang salah bila dimunculkan istilah 'Bahaya Laten Gagal Menulis'. Pertanyaannya adalah ; Apakah benar ada bahayanya? Kalau ada, apa Bahayanya? Bagaimana mencegah dan menghadapi bahaya Laten tersebut?
Dunia Menulis Ada Bahaya Laten?Â
Sudah banyak ditulis para Kompasianer tentang manfaat menulis, tips atau cara menulis, anjuran menulis dan lain sebagainya. Namun belum pernah saya baca tentang bahaya dari kegagalan menulis. Bukankah tidak setiap orang bisa berhasil menulis? Banyak juga yang gagal. Lalu apakah kegagalan menulis itu hanya berhenti di situ saja? Apakah mungkin kegagalan itu merupakan sesuatu yang berbahaya? Dan seterusnya.
Tidak setiap orang selalu berhasil menulis. Seorang penulis yang sudah kampiun sekalipun 'pernah' gagal menulis. Apalagi bagi para pemula. Apa sebabnya? Jawabnya adalah mereka tidak sadar adanya Bahaya Laten Menulis.
Bahaya Laten Gagal Menulis ?
Perlu dipahami bahwa Bahaya Laten tersebut menggambarkan 'ada suatu kondisi tertentu yang bila terjadi bisa merusak keseluruhan konsep kegiatan menulis. Akibatnya ada beberapa, yakni kegiatan menulis tidak jadi (urung), kegiatan menulis yang sedang bejalan jadi terhenti, atau kegiatan menulis berjalan namun hasilnya membahayakan si Penulis karena terjebak pada Bahaya Laten yang tidak disadari sebelumnya.
Ibarat 'Bahaya Laten Komunis', kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia sudah berjalan lama. Namun Bahaya Laten Komunis terus mengintai, yang bila tidak diantisipasi dan tidak hati-hati maka tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sudah berjalan menjadi rusak hancur dan berubah mengikuti 'maunya' faham Komunis. Disini 'Faham Komunis' sebagai 'Sesuatu' yang berbahaya.
Dalam konteks Bahaya Laten Menulis, tatanan berkehidupan menulis rusak oleh 'Bahaya Laten Gagal Menulis'. Disini 'Gagal Menulis' menjadi 'sesuatu' yang berbahaya.
Konteks Gagal Menulis sebagai sesuatu yang berbahaya dikembali kepada setiap penulis ; sudah seperti apa wujud 'Tatanan Berbangsa dan Bernegara Kepenulisannya' ?