Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masuk Dunia Menulis untuk Menjadi Saksi Sejarah

17 April 2016   21:39 Diperbarui: 17 April 2016   22:27 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ilustrasi II sumber gambar ; http://media.nationalgeographic.co.id"][/caption]

Dunia menulis adalah suatu pilihan. Ada orang yang terpaksa dan ada yang atas kesadaran sendiri. Pada konteks terpaksa, maka kegiatan menulis merupakan penderitaan. Begitu ada kesempatan membebaskan diri, maka dia akan lakukan. Sebaliknya orang yang suka menulis menjadikan kegiatan tersebut sebagai waktunya menikmati kegembiraan. Dia tetap bertahan apapun yang akan dihadapinya dalam dunia menulis. Ada kesadaran bahwa menulis punya tujuan mulia, yakni mengembangkan diri dan berbagai ke orang lain hal yang dialami dalam suatu peristiwa. Dengan begitu dia menjadi saksi sejarah!

Setiap orang bisa menjadi Saksi sejarah. Segala peristiwa yang telah dilalui merupakan sejarah. Namun ada perbedaan antara orang yang hanya melewatkan sejarah tanpa catatan, dengan orang yang membuat catatan saat menjalani sejarah yang dialaminya. Orang yang hanya melewatkan peristiwa sejarah tak memberi kontribusi bagi sejarah itu. Sementara orang yang mencatat sejarah berperan dalam sejarah. Dia telah menjadi bagian dari sejarah itu sendiri yang kelak akan dibagi kepada setiap orang pada generasi masa depan.

Menulis merupakan kegiatan menjadi saksi sejarah yang selalu hidup setiap waktu. Walau pun apa yang ditulis nampak kecil atau merupakan bagian kecil di dalam jagat peristiwa sejarah, namun tetap punya arti bagi masa depan.

Apa yang telah tertulis tetaplah tertulis. Tulisan itu menjadi referensi bagi masa depan dalam memandang masa lalu untuk masa depan dari masa depan itu sendiri.

Sejarah terdiri dari kumpulan pernak-pernik peritiwa yang telah berlalu. Pernak-pernik itu bukan berjalan sendiri, melainkan sebuah rangkaian dalam suatu cara pandang atau pemikiran tertentu.

Ketika masa depan ingin mengetahui situasi netizen pada suatu peristiwa sejarah, maka tulisan kita yang jadi bagian dari pernak-pernik bisa memberi gambaran bagi mereka tentang masyarakat sosial media di dalam rangkaian peristiwa besar masa lalu menurut sudut pemikiran mereka pada masa itu.

Pernah-pernik itu bukan tak mungkin adalah sejumlah tulisan yang pernah kita buat. Dengan begitu kita (penulis) telah menjadi saksi secara aktif dalam sejarah bagi masa depan.

Teruslah menulis, walau tulisan Anda hanya bagian kecil dari peristiwa besar. Dengan menulis, Anda telah jadi Saksi yang membantu menjelaskan suatu peristiwa sejarah. Jangan lupa, saat menulis pakai celana. Masa depan akan melihat Anda dan celana yang Anda gunakan untuk mereka pakai sebagai referensi pembuatan celana terbaik mereka.

--------

Pebrianov 17/s/2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun