[caption caption="Gambar Kartun oleh Teman Ahok yang Membuat PDIP tersinggung. Sumber gambar ; Teman Ahok"][/caption]
Sudah banyak netizen lewat tulisan dan komentar di media berita dan media sosial mengingatkan "Teman Ahok" untuk tidak jumawa (sombong) karena melihat Ahok sedang di atas angin menuju Pilgub DKI2017.
Secara resmi proses Pilgub DKI belum mulai, namun di dunia maya, media berita online dan khususnya media sosial terjadi perang opini, saling lempar komentar dan pengaruh. Belum lagi munculnya gambar 'Meme' Ahok-Teman Ahok- Bakal pesaing Ahok- yang justru bisa menjatuhkan citra Ahok. Satu contoh gambar 'Meme' (kartun) tidak simpatik Teman Ahok yang membuat PDIP tersinggung. (baca sumber kompas.com)
Meme ini sangat tidak etis dan melecehkan lembaga politik besar. Kalau Teman Ahok tidak hati-hati kekuatan politis PDIP bisa "membunuh" Ahok.Â
Di dunia maya memang tidak bisa diidentifikasi secara jelas apakah yang beropini membela Ahok benar-benar Teman Ahok atau justru lawan Ahok yang mengaku sebagai Teman Ahok kemudian berlaku berlebihan membela Ahok untuk 'menjatuhkan citra' Ahok. Akibat dari semua itu bisa membuat banyak orang tidak simpatik pada Ahok dan bahkan membenci Ahok. Hal ini adalah persoalan tersendiri bagi 'Teman Ahok' untuk menjaga Ahok.
Di sisi lain, bukan tidak mungkin karena rasa cinta dan harapan besar pada Ahok para pendukung Ahok yang sebenarnya kemudian berlaku militan, berlebihan, tidak terkontrol. Tujuan awalnya baik, namun caranya tidak tepat. Maunya membela Ahok, namun cara yang digunakan justru membunuh karakter politik Ahok. Oleh segenap sepak terjang Teman Ahok tersebut justru membuat Publik yang tadinya simpati terhadap Ahok bisa saja berpaling.
Teman Ahok yang sebenarnya harusnya sudah mulai menata cara kerja mereka untuk menangkal tindakan tidak simpatik tersebut. Perlu kiranya mereka membentuk divisi informasi resmi untuk memantau, menangkis atau mengeluarkan statemen resmi yang kiranya lebih elegan.
Teman Ahok bukanlah lembaga politik, namun mereka telah berpolitik. Jangan malu untuk mengadopsi cara-cara partai politik dalam menangkal propaganda buruk terhadap tokoh politik dan partai mereka. Selain itu, jangan menggunakan cara-cara kasar, walau Ahok sendiri berbahasa kasar. Untuk hal ini Teman Ahok harus tampil beda, lebih santun dan jangan meniru gaya Ahok. Biarkan dia dengan gayanya yang sudah dari 'sono.Â
Saat ini Ahok memang sedang diatas angin memenangkan Pilgub DKI207, belum ada sosok pesaing yang punya karakter kuat seperti Ahok. Namun sebenarnya pertarungan memperebutkan kursi DKI 1 belum dimulai. Masih banyak kemungkinan bisa terjadi yang justru memutarbalikkan perkiraan saat ini. Bukan tak mungkin Ahok yang 'sudah separuh jalan' sekalipun akan terjungkal dan jutru oleh pendukungnya sendiri yang kebablasan karena tidak ada koordinasi dan komunikasi yang baik diantara sesama pendukung atau 'Teman Ahok'.
Dan sebagai penutup, mengutip pernyataan Ridwan Kamil ; "seperti biasa, bagi para jomblo, bersegeralah menikah agar panjang umur".
Pakailah celana saat membela Ahok, apapun kondisinya. Mak Kasih Kawan...