Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jangan Takut Mengarang di Kompasiana

2 Desember 2015   19:56 Diperbarui: 4 Desember 2015   03:49 983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menulis di Media Populer

Menulis di dunia akademis sedikit berbeda dengan di media populer seperti Kompasiana. Di sini, pakem-pakem menulis bisa dikesampingkan sedikit. Tata cara menulis lebih 'kendor'. Yang penting ada gagasan untuk ditulis. Tata bahasa tidak dipermasalahkan admin. Bandingkan bila menulis skripsi atau thesis, setiap kata-kalimat diperhatikan dan dikoreksi bila tidak tepat. Belum lagi substansi/konten tulisan.  Bahkan di tingkat doktoral ada tahap 'reading' oleh tim dosen pembimbing untuk disertasi yang sudah ditulis mahasiswa kandidat doktor. Pada tahap ini, proses perbaikan kepenulisan hasil penelitian bisa berulang-ulang dan memakan waktu sampai 1 tahun ! Bisa 'kempor' si Mahasiswa itu kalau tidak sabar.

Namun demikian, walau tidak ketat dengan aturan menulis baku, dan lebih bebas berekspresi, tetap lah tidak bisa lepas dari prinsip dasar menulis agar bisa dipahami pembaca. Uniknya, tetap aja tidak semua orang bisa menulis di media populer, seperti koran, majalah, blog dan lain sebagainya, termasuk blog kroyokan seperti Kompasiana.

Gagasan sudah ada, banyak dan nampak brilian, kalau berceloteh diantara kawan-kawan paling nyaring dan serasa paling hebat. Tapi begitu diminta menuangkannya dalam tulisan, sebulan belum tentu jadi. Kalaupun jadi, bahasa tulisannya belepotan ; sulit dipahami, mirip tulisan anak kecil baru belajar menulis, Heu..heu...heu..

Kegiatan mengarang (menulis artikel) bagi sebagian orang dianggap mudah. Namun sebagian lagi beranggapan sulit. Masing-masing memiliki faktor penyebab dengan berbagai tingkatan berbeda. Tidak akan sama persis satu sama lain karena setiap orang adalah mahluk yang unik. 

Bisa jadi ada dua orang yang sama-sama mampu menulis cepat dengan tema yang sama, tapi belum tentu kedua tulisan sama persis, baik dalam pemilihan diksi, panjang tulisan, ketepatan menganalisa sumber referensi, kemudahan dimengerti pembaca, dan lain sebagainya.

Ada orang yang sudah menjadi tokoh terkenal, berpendidikan tinggi, sering berbicara di berbagai forum, namun mengalami kesulitan saat menulis artikel tentang isu-isu aktual. Kalau pun tulisannya berhasil dibuat, belum tentu menarik untuk dibaca pembaca umum. Bisa jadi rangkaian kalimat yang digunakan tidak tepat,tampak kaku, tidak fokus, berlebihan atau justru sangat kurang dalam beberapa hal. Mengapa bisa demikian?

[caption caption="http://www.anneahira.com/images/menulis-artikel.jpg"]

[/caption]

Banyak faktor penyebabnya. Bisa saja dia terlebih dahulu menganggap dirinya sudah hebat sehingga apa pun yang ditulisnya akan hebat. Dia lupa bahwa setting diri pembaca itu beragam, baik status sosial, pendidikan, kemampuan menyerap kalimat, dan lain sebagainya. Belum lagi kriteria atau ciri-ciri tulisan di media tempat dia memposting tulisan yang memiliki gaya tertentu yang tidak dipahaminya sejak awal. Akibatnya, tulisan yang dihasilkan nampak intelek dan tingkat tinggi namun hanya diminati segelintir orang. Pesan dari isu aktual yang dia angkat menjadi tidak sampai.

Pembelajaran yang Didapat

Mengarang itu bukan kegiatan yang enteng, namun bukan pula sulit. Yang diperlukan adalah keberanian untuk menuangkan gagasan. Jangan takut salah, atau ragu, atau minder. Banyak orang hebat di dunia lisan belum tentu bisa menulis artikel yang bagus dan menarik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun