Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Terpaksa Batal Jalan-jalan dengan Anak-anak, Bagaimana Menyikapinya?

15 November 2015   02:51 Diperbarui: 15 November 2015   11:01 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Piknik Keluarga | Ilustrasi: Shutterstock"][/caption]

Wajahnya tampak cemberut, penuh gurat dan tekuk seperti dilipat. Mulut dikunci tak mau bersuara karena saking kesalnya, diajak omong baik-baik malah diam, dikasih pengertian atau dirayu sekalipun tak ada tanggapan.

[caption caption="sumber gambar ; http://us.images.detik.com/content/2014/09/10/857/120746_familypicnic420.jpg"]

[/caption]

Begitulah gambaran anak-anak ketika kecewa karena rencana jalan-jalan dengan papa atau mama tiba-tiba dibatalkan sepihak tepat di hari H karena ada keperluan mendadak yang tak bisa ditinggalkan, misalnya mendapat tugas mendadak dari kantor, ada musibah keluarga dekat atau kerabat yang mengharuskan kehadiran kita (Istri/suami atau keduanya). Rencana piknik ke pantai, berenang ke laut, main pasir, dan gambaran keceriaan lainnya pupus saat itu. Ada banyak lagi contoh rencana senang-senang dengan keluarga yang biasa dilakukan.

[caption caption="http://cdn.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2013/01/30/145040/670x335/4-cara-ampuh-menghadapi-anak-pemarah.jpg"]

[/caption]Memahami Kesalnya Anak-anak

Situasi mendadak itu tentu tak ada dalam bayangan dan pengertian sang anak pada usia SD atau SMP untuk mereka pahami sepenuhnya. Kalau usia SMA atau diatasnya biasanya lebih mudah diberi pengertian. Beda dengan anak usia SDImP yang masih sangat emosional.

Kekesalan anak-anak pada orang tuanya tentu bisa (harus) dipahami. Kita sendiri sebagai orang tua tentu saja tak menginginkan 'acara senang-senang' dengan keluarga kecil (Inti) yang sudah direncanakan mendadak batal. Bete ! Tapi mau bagaimana lagi? Ada keperluan mendadak bersifat 'sosial manusia dewasa' yang menuntut kehadiran kita. Suka-atau tidak suka harus dilakukan saat itu juga.

Pada situasi kesal dan marahnya anak-anak menjadikan suasana rumah tidak nyaman. Bukan tak mungkin mereka spontan berceloteh semaunya karena kecewa yang mendalam.

Tugas Penting Bukan Pembenaran 'Wanprestasi'

Dalam situasi itu, apapun pentingnya atau mulianya "tugas mendadak" tadi, harus disadari kita sebagai pihak yang bersalah karena 'wanprestasi' terhadap anak kita. Sejatinya kita tetap sabar 'diomeli anak-anak'. Jangan malah emosi karena menganggap anak-anak tak memahami 'situasi mendadak' yang dialami orang tua !

[caption caption="sumber gambar ;http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/debat-antara-orang-tua-dan-anak-ilustrasi-_120925235008-108.jpg"]

[/caption]Disinilah seringkali terjadi 'korslet' orang tua menjadi tak sabar dan mudah marah karena sikap anak-anak yang dianggap 'tak memahami' orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun