[caption caption="http://cdn-2.tstatic.net/kupang/foto/bank/images/marah.jpg"][/caption]
“Untuk menjadi seseorang yang kreatif, Anda harus memiliki kemampuan untuk berpikir di luar 'kotak.' Dan ketika Anda meninggalkan 'kotak' di pagi hari, Anda mungkin tidak dapat kembali ke dalam 'kotak' di malam hari,”(Stefánsson dari deCODE Genetics di Islandia-sumber pikiran rakyat.com)
Sudah banyak motivator mengajak orang menyukai dunia tulis-menulis. Saking semangatnya mengajak mencintai dunia tulis-menulis sebagian motivator itu rela berubah diri menjadi provokator ! Tentu saja dalam arti positif, ingin menjadikan semua orang tergugah menulis.
Menulis dikategorikan kegiatan kreatif. Pelakunya di sebut Penulis, yang merupakan orang-orang kreatif. Mereka menggunakan olah rasa, olah pikir dan olah karsa untuk menghasilkan sebuah tulisan yang bisa dinikmati pembaca.
[caption caption="https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/555dcd5e0423bdfc4a8b4568.jpeg"]
Sejarah telah mencatat, bahwa bangsa yang lebih kuat budaya tulisan menjadi lebih maju dibandingkan bangsa berbudaya lisan. Ini bukan berarti budaya lisan itu tidak baik. Sama sekali bukan.
Budaya tulisan mampu memberikan peninggalan berharga kepada generasi-generasi sesudahnya secara runtut. Dari peninggalan itulah setiap generasi belajar dari masa lalu untuk membangun peradabannya kini dan masa depan. Hal ini berlaku juga di dunia kepenulisan di Kompasiana !
Di Kompasiana, setiap orang dibangunkan oleh ragam tulisan. Sebaliknya ragam tulisan itu dibangun oleh para penulis untuk menjauhkan mereka dari kematian pikiran. Kompasiana dengan moto 'sharing and connecting' telah menjadi bagian dari upaya membangun pikiran, membentuk kemanusiaan dan peradaban itu sendiri.
[caption caption="http://www.bimbingan.org/wp-content/uploads/2013/08/Contoh-Karya-Kesastraan-Lama-Indonesia.jpg"]
Peninggalan budaya tulisan bersifat 'kekal'. Bisa dilihat kembali kapan pun. Selain itu tidak mengalami distorsi. Sumber asli tetap terjaga. Sementara turunanya adalah pengembangan dan refleksi.
Budaya tulisan memberi bukti fisik berupa teks-teks di media ; batu, dinding, kulit, kain, kertas, file digital, audio-visual yang bisa dijadikan pegangan pembelajaran setiap orang melintasi generasi. Ilmu pengetahuan pun berkembang didasarkan budaya tulisan. Budaya tulisan menjadi ibu kandung ilmu pengetahuan. Olehnya, peradaban pun jadi maju seiring peningkatan kualitas hidup manusia dan kemanusiaan.