Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Beginilah Penulis Hebat dan Usil di Kompasiana

11 Mei 2015   11:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:10 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelima ; Tulisan hebat itu harus mampu membuat orang berpikir ulang tentang hal yang ditulis. Artinya si pembaca mendapatkan sesuatu sudut pandang yang baru diluar pemahaman sebelumnya. Tulisan itu mampu memberi nilai tambah pengetahuan bagi pembacanya.

Keenam, Tulisan hebat itu harus memiliki power, yang mampu menjerat pembacanya sejak awal hingga akhir tulisan. Ada ritme didalam setiap paragraf sehingga emosi dan pikiran pembaca 'dimainkan' dan diperbudak dengan sukses oleh interpretasinya, sampailah dia mengalami klimaks di akhir aksara. Bisa jadi, klimaks itu (justru sengaja) dibuat menggantung di ujung tulisan agar pembaca menyelesaikan sendiri dengan caranya.
Ketujuh ; Tulisan hebat itu berani Usil !

Hah?yang bener lu, ndro??

[caption id="attachment_383089" align="aligncenter" width="596" caption="http://www.lebahmaster.com/Tips-Menjadi-Penulis.png"]

14313178981328895430
14313178981328895430
[/caption]

Hidup ini menjadi kaya warna, indah dan hebat tak 'melulu' dilandasi hal-hal yang bersifat secara 'yuridis formal'. Bisa kering hidup ini tanpa 'sesuatu yang menggelitik'. Bukankah banyak orang suka digelitik? Rasanya nikmat ! Kalau belum pernah merasakannya bisa dicoba. Kalau tidak percaya bisa membuktikannya setelah membaca tulisan ini. Kalau tidak ada orang yang bisa melakukannya untuk Anda, Saya bersedia demi Anda. Siapkan saja uang 80 juta-200juta diluar akomodasi penginapan, makan dan transport. Heuheuheu !

Kembali ke laptop.

Seperti halnya hidup, tak semuanya serius, baku dan formal. Demikian juga tulisan hebat, ada pula yang 'non-juridis formal'. Tulisan hebat ini bersifat bebas atau tak terikat tujuh aturan diatas. Paling hanya menggunakan 50-70 persen saja. Selebihnya merupakan bentuk-bentuk kalimat liar yang dihadirkan dari sudut pandang dan pemilihan diksi unik, penuh simbol-analog-metaphor, nakal, genit, lucu, bikin geli, nyebelin, atau bahkan mampu menampar pikiran pembaca.
Setiap kalimatnya bagai menari-nari dengan obyek tulisan, seolah masalah berat yang diulas begitu ringan. Seperti tanpa beban. Tulisan hebat ini jadinya terkesan sebuah Tulisan Usil. Namun demikian tetap dalam koridor kesopanan, selian itu ada muatan pesan tersirat.

Pembaca butuh 'referensi lebih' dalam memahami 'tulisan hebat bergaya usil'. Referensi itu, selain berupa wawasan dan pengetahuan di luar tema atau obyek tulisan, juga rasa humor. Kalau tidak memiliki hal itu akan sulit menikmati Tulisan Usil.

Pada tulisan usil, pikiran pembaca seolah dibawa keluar jalur tema, menjadi tidak fokus, dan bahkan bisa tersesat. Makanya, pembaca tidak boleh menelan bulat-bulat setiap kalimat, harus bisa kritis sekaligus rileks. Aneh, kan?

Kenapa tulisan usil merupakan tulisan hebat? Sama halnya dengan tulisan hebat ber-yuridis formal, membuat Tulisan Usil butuh kemampuan tertentu, antara lain selera humor yang tinggi, dan penguasaan masalah kemudian mengolahnya dalam ragam diksi unik.

Menjadi penulis usil membutuhkan kreatifitas tinggi. Tidak semua orang bisa melakukannya. Pada tulisan usil yang mantap mampu memberi inspirasi banyak orang untuk menghasilkan tulisan serius dengan tema yang sama dengan tulisan usil. Karena di tulisan usil memuat rongga-rongga, lubang-lubang kenyal yang dapat dimasuki pembaca. Keluar dari situ dia akan lega dan jadi cerdas menghasilkan tulisan serius-sesuai 'yuridis formal'. Itulah hebatnya efek Tulisan Usil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun