Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Beda Tulisan Satire dengan Menghina di Kompasiana

1 Juni 2014   18:32 Diperbarui: 4 April 2017   16:33 6644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau dilihat dari dua contoh kasus terebut jelas bahwa ada satu labeling tertentu yang dialamatkan kepada pihak lain yang dihina tersebut, misalnya dengan kata Pelacur, Pembunuh, Penipu. Walaupun ada yang mendasari pernyataan itu namun hal itu mengandung unsur fitnah tertulis (libel) dan fitnah lisan (slander).

Dari penjelasan dan contoh tersebut, saya kembali membandingkan tulisan-tulisan saya. Sepintas, memang cukup sulit membedakan Menghina dengan Menyindir, apalagi orang atau pihak yang dituju sama-sama dibuat tidak nyaman dengan tingkat yang berbeda. Ngeri-ngeri sedap jadinya. Yang jelas tulisan saya tidak ada yang memberi cap atau label tertentu secara negatif kepada pihak yang disindir. Jadi saya pikir, tulisan saya masih belum masuk kategori menghina.

Dalam membuat tulisan satire (sindiran) saya lebih cenderung mengikuti apa yang terjadi sesuai konteks aslinya, hanya kemudian dalam penjelasannya saya berikan muatan sebuah logika lain (logika kocar-kacir atau logika jungkir-balik) sehingga saya tidak keluar dari form issue tertulis yang pernah sampaikan oleh sumber resmi.

Demikianlah penjelasan singkat saya ini yang memang masih kurang detail, silahkan anda beri penjelasan tambahan yang lebih moncer.

Semoga bermanfaat bagi siapa saja yang merasa ini bermanfaat. Bagi pembaca yang merasa ini tidak bermanfaat saya tidak akan mengatakan anda Bodoh ! atau Goblok! atau Dungu! Sekali lagi, saya tidak akan beri libel demikian, karena itu sangat menghina anda. Kalau pun benar anda Bodoh, Goblok, Dungu, tentu saja saya tak berani mengungkapkannya di ranah publik. Itu akan merendahkan anda dan saya. Dalam hal ini, sayalah yang Goblok! Bodoh! Dungu!

Haddeuuhh, saya telah menghina diri saya sendiri. Kepada siapa saya akan menuntut? Masak menuntut diri sendiri? Itu namanya Goblok kuadrat!...Paham?

Baca juga satire disini, ini dan itu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun