[caption id="attachment_362425" align="aligncenter" width="350" caption="gambar ; http://www.wowkeren.com/images/news/00056696.jpg"][/caption]
Setelah ditemukannya lokasi pesawat Air Asia di sekitar perairan Pangkalan Bun Kalimantan Tengah media televisi terutama berlomba-lomba menyiarkan setiap perkembangannya terutama TV One dan Metro TV. Pemirsa pun dapat mengikuti perkembangan pencarian dan evakuasi dari menit ke menit, dan berharap ada keajaiban penumpang selamat yang bisa muncul di sela-sela berita evakuasi.
Pada jam tayang yang relatif bersamaan hari Selasa sekitar pukul 19-an sampai 21-an di lain televisi yakni RCTI, menyiarkan secara langsung (live) acara unduh mantu pasangan Raffi Ahmad dan Nagita di kota Bandung.
Kedua tayangan masing-masing memiliki 'nilai' informasi dengan sifat yang berbeda. Tayangan RCTI bersifat sukacita dan penuh kegembiraan pesta bagi para pelaku kegiatan, termasuklah penonton yang memilih tayangan tersebut. Penanda yang terlihat adalah canda tawa dan senyum sumringah orang-orang dalam acara tersebut. Sedangkan tayangan pada TV One dan Metro TV bersifat duka cita, kesedihan mendalam bagi keluarga korban dan rasa empati para penonton yang menyaksikannya. Penanda yang terlihat adalah orang-orang yang berwajah muram penuh kesedihan, menangis, teriak histeris dan bahkan pingsan. Suasana kesedihan ruang pada sorotan kamera membuat penonton sulit berkata-kata dan turut laut dalam duka cita.
[caption id="attachment_362427" align="aligncenter" width="700" caption="gambar : http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/tangis-keluarga-airasia_20141228_123308.jpg"]
Kesedihan dan Sukacita kegembiraan adalah dua sisi yang jauh berbeda. Seperti dua kutup yang berjauhan dan saling berseberangan. Kedua sisi itu masing-masing menciptakan suasana batin yang berbeda bagi orang-orang yang menyaksikan.
Pada masyarakat tontonan masa kini sedih dan kegembiraan telah menjadi 'hiburan' dalam banalitas kehidupan mereka. Hal tersebut ditangkap media televisi sebagai 'sesuatu' yang bisa dijual. Maka lahirlah tayangan-tayangan live yang menguras emosi dan rasa-yang merupakan milik manusia yang paling mendasar. Logika-etika pun dikemas menjadi bagian ke sekian yang menyertai tayangan tersebut.
Bagi Media yang tadinya murni sebagai sumber informasi, adanya variabel Sedih atau Kegembiraan menjadi variabel penting yang bisa dieksplorasi dan dieksploitasi untuk dijual. Didalam tayangan kegembiraan ada iklan yang berbondong-bondong demikian juga pada tayangan duka.
Bahagia dan Duka kini bisa dikomodifikasi menjadi komoditas yang memberi profit karena disadari atau tidak permintaan pasar penonton cukup menjanjikan keuntungan. Pasar itu adalah masyarakat tontonan yang haus akan sensasi visual yang hidup dan visualitas sensasi. Bandingkan bila kedua tayangan itu hanya didengar di radio!
Pada titik itulah antara Bahagia dan Duka duduk sejajar, yakni pada panggung tontonan. Antara misi informasi dan suasana batin bahagia-duka yang berbeda secara ekstrim masing-masing menyatu di satu panggung berbeda namun saling berdekatan.
Bagaimana dengan etika?