[caption caption="sumber gambar : http://Rappler.com"][/caption]
Masih telintas dalam memori pada isi tempurung kepala ini tentang berita kenaikan BBM pada tahun 2015 ini. Dengan update data terakhir sampai saat ini (1/12) menunjukkan harga perliter BBM di wilayah Jawa dan Bali  untuk premium Rp. 7.400,- dan solar pada harga Rp. 6.700,- yang sebelumnya pada Januari 2015 harga premium Rp 6.600 per liter dan solar Rp 6.400 per liter. Tentunya dengan range kenaikan BBM tersebut berdampak pada kestabilan ekonomi Indonesia yang beberapa saat lalu sempat goyah ditambah dengan nilai tukar rupiah yang melemah. Hal tersebut berdampak pula pada tarif transportasi umum dan harga komoditas sembako yang kian melonjak.
Satu lagi tantangan yang akan dihadapi Indonesia pada akhir tahun 2015 ini yaitu dengan diberlakukannya AFTA (Asean Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang akan dimulai pada 31 Desember 2015 nanti. Dengan adanya tantangan tersebut maka Indonesia dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi pasar bebas dikelas negara-negara Asean tersebut. Dari sudut pandang usaha kecil menengah (UKM) pasar bebas Asean juga dapat mengancam eksistensi UKM yang notabene mendukung ekonomi masyarakat kelas menengah kebawah.
***
Hal yang perlu diperhatikan bagi tiap UKM dalam mengahdapi tantangan yang sudah di depan mata itu diantaranya pengelolaan keuangan yang akurat, mengoptimalisasi sumber daya, manajemen yang terstruktur baik, dan pemasaran yang efektif dan efisien. Dalam pengelolaan keuangan yang tak lepas dari peran pencatatan akuntansi, beberapa atau mungkin mayoritas UKM tidak terlalu memperhatikan hal tersebut. Pencatatan akuntansi yang penting bagi UKM yaitu pengelolaan produksi yang baik dan akurat karena akan berpengaruh terhadap target penjualan dan barang yang dibutuhkan untuk keperluan pembelian.
Dalam akuntansi produksi dikenal dengan metode harga pokok proses (process costing). Menurut Carter (2009), metode harga pokok proses (process costing) adalah Metode pengumpulan harga pokok produk di mana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya bulan, triwulan, semester, tahun. Pada metode harga pokok proses perusahaan menghasilkan produk yang homogen, bentuk produk bersifat standar, dan tidak tergantung spesifikasi yang diminta oleh pembeli.
Beberapa sifat yang umum untuk semua pekerjaan pada metode harga pokok proses, yaitu sebagai berikut :
- Biaya- biaya diakumulasikan menurut departemen atau pusat biaya, dan bukan berdasarkan pekerjaan pesanan seperti halnya dalam metode harga pokok pesanan.
- Biaya per unit dihitung menurut departemen atau pusat biaya.
- Pada saat produksi selesai dalam suatu departemen produksi, jumlah unit yang selesai dan biayanya dipindahkan ke departemen produksi berikutnya atau gudang barang jadi.
- Untuk mengumpulkan, mengikhtisarkan, dan menghitung biaya secara total maupun per unit menurut masing-masing departemen digunakan formulir laporan biaya produksi.
Pentingnya Penggunaan Aplikasi Database dan Sistem Informasi.
Dengan adanya aplikasi maka dapat menunjang kelancaran proses pengelolaan akuntansi dan keuangan yang tepat dan akurat khususnya untuk perhitungan harga pokok produksi UKM. Aplikasi tersebut juga dapat digunakan untuk mengumpulkan, mengikhtisarkan, dan menghitung biaya secara total maupun per unit menurut masing-masing departemen.
Sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai dalam tujuan organisasi (Alter, 1992). Sistem informasi tidak lepas dari peran database. Database merupakan kumpulan data yang umumnya menjabarkan aktivitas-aktivitas dari satu atau lebih dari satu organisasi terkait (Ramakrishnan dan Gerke, 2000). Contoh aplikasi berbasis database diantaranya MS.Access, MySql, Visual Basic dan lain sebagainya. Database berbeda dengan sistem pemrosesan berbasis berbasis berkas. Sistem pemrosesan berbasis berkas adalah suatu model penyimpanan data dalam bentuk file (berkas), yang memiliki banyak kelemahan dibanding database. Contoh aplikasi berbasis berkas diantaranya MS.Excel.
Kelemahan sistem pemrosesan berbasis berkas:
- Data yang terpisah-pisah dan terisolasi. Data pada sistem pemrosesan berbasis berkas cenderung terpisah dalam arti tersebar pada sejumlah berkas (sheet). Ada kemungkinan informasi yang melibatkan data dalam sheet-sheet tersebut menjadi sulit diperoleh karena terletak pada komputer yang berbeda dan pada bagian/divisi dalam perusahaan yang berbeda.
- Duplikasi data. Duplikasi data yang berlebihan dapat memberikan konsekuensi yang tidak bagus. Sebagai contoh data harga pembelian terduplikasi pada bagian produksi dan bagian pembelian. Jika sewaktu-waktu harga pembelian berubah maka ada kemungkinan data dari kedua bagian tidak sama lagi. Dengan demikian akan terjadi ketidakkonsistenan data.
- Ketergantungan program dan data. Pada sistem pemrosesan berbasis berkas, ketergantungan program terhadap data sangat tinggi. Bila struktur data sedikit berubah, program juga harus dimodifikasi.
- Ketidakkompatibelan berkas. Mengigat program untuk mengakses data pada sistem pemrosesan berkas dibuat dengan berbagai bahasa pemrograman (misalnya COBOL dan C), seringkali terjadi perbedaan format data dalam berkas data. Perbedaan format acapkali menimbulkan kesulitan dalam mendapatkan informasi yang diperoleh dari berbagai berkas (sheet).
- Ketergantungan terhadap pemrogram. Sistem pemrosesan berkas sangat tergantung pada pemrogram. Bahkan pembuatan laporan pun harus ditangani oleh pemrogram. Hal ini tentu saja jauh berbeda jika menggunakan database. Dengan menggunakan peranti pembuat laporan, pemakasi biasa pun setelah mendapatkan pelatihan singkat bisa membuat berbagai jenis laporan dengan mudah dan cepat.
***