Mohon tunggu...
Ni Wayan Pebi
Ni Wayan Pebi Mohon Tunggu... Administrasi - NIM/PRODI : 1802622010544/AKUNTANSI A GIANYAR

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pariwisata Bali Merosot, Warga Mulai Berwirausaha

26 Mei 2021   10:21 Diperbarui: 26 Mei 2021   10:36 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Ni Wayan Pebi |  Ni Putu Lisa Ernawatiningsih

Fakultas Ekonomi dan Bisnis 

Universitas Mahasaraswati Denpasar

Coronavirus atau disebut juga dengan virus corona merupakan keluarga besar virus yang mengakibatkan terjadinya infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali dalam hidupnya.

Di Indonesia, merebaknya wabah virus corona (Covid-19) membuat pemerintah menutup pintu bagi kedatangan wisatawan dari mancanegara. Tak hanya wisatawan, sejumlah produk asal negeri panda itu pun dibatasi. Tindakan tersebut dapat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia.

Bali merupakan Daerah dengan tingkat kunjungan pariwisata tertinggi di Indonesia. Sejak pandemi diumumkan masuk ke Indonesia pada Maret 2020, perekonomian Bali yang menggantungkan pada sektor pariwisata seperti mati suri. Tak ada wisatawan asing datang ke Bali membuat hotel kosong dan obyek wisata sepi. Poros ekonomi bali sangat tergantung pada pariwisata yang mencapai separuhnya pendapatan daerah.

Dengan turunnya perekonomian di Bali membuat banyak tenaga kerja di hotel dan sektor lainnya yang menjurus ke pariwisata dirumahkan, mengalami pemotongan gaji, dan begitu banyak yang kerja dari rumah, belum lagi para tenaga kerja yang memiliki anak-anak yang sedang menjalani proses pendidikan. Hal ini menyebabkan semakin naiknya keperluan masyarakat namun harus tetap bisa menghemat pengeluaran. 

Dengan belajarnya anak-anak secara daring, secara langsung para orang tua yang harus menyiapkan fasilitas pendidikan untuk anak mulai dari kuota internet untuk belajar daring, tenaga dan waktu untuk secara ekstra mengajari anak-anaknya karena pedoman secara daring belum cukup untuk anak-anak sekarang dapat mengerti materi pembelajaran.

Hal ini terlihat timpang karena kebutuhan semakin meningkat namun penghasilan menurun. Apalagi waktu dan tenaga yang juga terkuras. Dengan keadaan ini, masyarakat mulai banyak yang membangun usaha sendiri, mengembangkan ide-ide kreatif dan segala inovasi yang kemudian menarik minat masyarakat secara merata mulai dari masyarakat dengan status sosial lebih rendan dan paling tinggi. Sebagian masyarakat memilih untuk merintis usaha yang produknya selalu di perlukan. Tidak sedikit warga yang memilih bertahan hidup dengan melakukan profesi yang berbeda dari profesi yang dilakoni sebelumnya.

Bali merupakan daerah di Indonesia yang terkategori sering mengadakan ritual. Banyaknya ritual begitu juga hari raya, tentunya membutuhkan sarana ritual. Salah satu sarana yang paling sering dipakai yakni, Dupa. Dupa menjadi kebutuhan penting bagi umat Hindu, khususnya umat Hindu di Bali. Dari hal ini, penduduk di Bali berbondong-bondong menjadi agen dan reseller Dupa. Ada berbagai jenis macam dupa mulai dari celupan dengan parfum sintetis dan warna, dupa semi herbal, dupa herbal, dupa aromaterapi.

Para pebisnis dupa sebagian besar hanya tinggal mencelupkan dupa tanpa aroma ke parfum dan warna kemudian mengemasnya dan memasarkan. Ini membuat banyak orang tertarik karena proses yang sederhana dan pasar yang luas. Saking banyaknya yang tertarik berbisnis dupa, persaingan juga semakin banyak. Namun dari sisi perkonomian, ini sangat menopang keuangan masyarakat Bali. Disini masyarakat bisa saling membantu satu sama lain dalam memperbaiki perekonomian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun