Mohon tunggu...
Fara Rinidi
Fara Rinidi Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Terima kasih sudah mau menyempatkan membaca! 🙌 Anda dapat menemukan blog saya di https://soulsubstance1.blogspot.com/ • Silakan hubungi saya untuk informasi lebih lanjut dan peluang kerjasama • 📧 : firenidi@gmail.com • Terima kasih telah mengunjungi!

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Krisis Lingkungan atau Krisis Kepedulian, Mengapa Bumi Menjerit dan Kita Diam?

26 Agustus 2024   18:02 Diperbarui: 29 Agustus 2024   18:48 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Aksi unjuk rasa untuk lebih peduli lingkkungan. (Sumber: Pexels)

Banyak yang berfikir bahwa tanggung jawab untuk menyelamatkan bumi ada di tangan pemerintah atau organisasi lingkungan, tanpa menyadari bahwa setiap individu memiliki peran penting. 

Ketidakpedulian ini diperparah oleh kebijakan yang sering kali lebih berpihak pada keuntungan ekonomi jangka pendek ketimbang keberlanjutan lingkungan jangka panjang. 

Akibatnya, kita terjebak dalam siklus yang memprioritaskan kenyamanan dan kemudahan, meskipun itu berarti mengorbankan masa depan planet kita.

3. Untuk keluar dari krisis ini, diperlukan perubahan paradigma yang mendasar. Kesadaran bahwa setiap tindakan kita memiliki dampak lingkungan harus ditanamkan sejak dini, baik melalui pendidikan formal maupun kampanye publik yang efektif. 

Selain itu, tekanan dari masyarakat terhadap pemerintah dan industri untuk mengambil langkah nyata dalam melindungi lingkungan juga harus ditingkatkan. 

Tanpa partisipasi aktif dari semua pihak--mulai dari individu, komunitas, hingga pembuat kebijakan--Bumi akan terus menjerit, dan kita akan terus berdiam diri, hingga pada akhirnya kita kehilangan kesempatan untuk bertindak. 

Artikel ini adalah panggilan untuk bangkit dari ketidakpedulian dan mulai merespons jeritan Bumi dengan tindakan nyata.

Ada beberapa studi kasus atau contoh nyata tentang hal ini, di antaranya;

1. Studi kasus di Amazon menunjukkan bagaimana deforestasi yang masif, didorong oleh ekspansi pertanian dan penebangan ilegal, telah mengancam kelestarian salah satu paru-paru dunia, sementara masyarakat global hanya memberikan perhatian sesaat pada isu ini.

2. Contoh nyata lainnya adalah pencemaran plastik di lautan, dimana laporan WWF mengungkapkan bahwa setiap tahun lebih dari 8 juta ton plastik masuk ke lautan, membunuh kehidupan laut dan merusak ekosistem, sementara upaya pengurangan plastik global masih belum memadai.

3. Kasus pencemaran udara di kota-kota besar seperti Jakarta dan New Delhi menunjukkan bagaimana polusi udara yang mematikan sering kali dianggap sebagai 'biaya' dari pembangunan ekonomi, padahal dampaknya langsung merugikan kesehatan jutaan orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun