Mohon tunggu...
Peach Peach
Peach Peach Mohon Tunggu... -

believe in luck.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bunga Tidur di Malam Selasa

23 Agustus 2011   03:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:32 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Suatu malam di hari senin ,22 agustus ,2011

Mengalirlah aliran bunga tidur di tengah malam…..

Dalam ruang tunggu sebuah rumah sakit duduklah aku di kursi lipat single,ayah ibu dan masku sulung duduk terpisah di sofa, entah sedang menunggu dan melakukan kegiatan apa.

Terlihatlah sesosok teman amat akrabku, tenggadah di tempat tidur UGD dengan segala atribut operasi . Tanpa disadari temanku,keberadaanku di koridor ruang tunggu yang sedang memperhatikannya.Sang dokter bedah serta 2 perawat membantu temanku yang entah mengapa tangan kirinya dibedah dan dijahit, yang mana urat bisepnya putus dan harus menggunakan penyangga kayu untuk meluruskan dan mengurangi aktivitas gerakan tangan kirinya. Tapi aneh mengapa harus menggunakan papan kayu di rumah sakit yang terbilang modern.

Bergegaslah temanku turun dari tempat tidur operasinya dan menyelesaikan pembayaran di kasa RS sambil kususul dan sapa dengan tidak bersuara sepatah katapun, hanya gerakan tubuhku yang mendekatkan ke badan sebelah kanan temanku. Dengan percaya dirinya temanku meninggalkanku dan keluar menuju pintu keluar. Sebelum keluar pintu, temanku membalikkan badannya seolah ada sesuatu yang ketinggalan. Dengan bahasa mata aku menatap bola matanya dengan rasa tidak setuju dengan cara meninggalkannya, aku kembali ke tempat dudukku semula,diam membisu.

Dengan perasaan kesal ,gundah gulana yang tidak menentu aku memikirkannya, temanku datang menghampiriku dan duduk disebelah kananku dengan meletakan tanggan kirinya yangbersanggahkan kayu di pergelangan tangan kirinya dan perban putih ke paha kananku dengan manjanya.

Sigaplah temanku berbicara dengan ciri khasnya, lugas jelas dan cepat akrab dengan ayahku serta didengarkan ibu dan masku sambil tak lepas tangan kananya mengelus jemariku dengan rasa sayang dan akupun terhenyak dari tidurku……..indah sekali temanku.

Aku mencintaimu temanku….LUMU

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun