Menjadi mahasiswa meupakan sebuah kesempatan yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Disini kita akan bersosialisasi dengan ragam elemen bahkan ideologi yang dapat digambarkan seperti miniatur sebuah bangsa. Idealisme menjadi ciri khas seorang mahasiswa yang hidup di tengah lingkungan akademis namun disisi lain mereka juga harus menyiapkan diri untuk kembali menerapkan ilmu yang didapat ditengah masyarakat dengan segala realitasnya.
Seperti yang disampaikan oleh Bapak Hasan Chabibie, Plt. Kapusdatin Kemendikbud sebelum acara webinar ini digelar dunia kampus bagaikan menara gading namun yang perlu disadari pada akhirnya kita akan kembali di tengah masyarakat. Maka sikap membumi dan kolaborasi harus ditumbuhkan kepada jiwa-jiwa seorang ilmuwan agar ilmu itu dapat bermanfaat bagi masyarakat. Hal inilah yang dilakukan para mahasiswa yang terpilih menerima beasiswa ini. Mereka mendapat pengalaman yang begitu inspiratif ini mereka bagikan kepada seluruh masyarakat untuk dapat menginspirasi banyak orang lagi untuk dapat melakukan pembelajaran sebagai hayat.
Kegiatan yang disiarkan melalui Kanal Youtube Rumah Belajar sebuah platform aplikasi media pendidikan yang dimiliki Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mengusung tema Raih Mimpi Sekolah ke Luar Negeri para penerima beasiswa berbagi pengalaman tentang perjuangan mereka meraih beasiswa. Sosok pertama yang menceritakan pengalaman adalah Citra Lanriana Hutabarat, seorang Ibu Rumah Tangga yang tinggal di daerah di Toraja Utara. Â Perjuangan mencari informasi di daerahnya tak menyurutkan perjuangannya demi meraih beasiswa ke luar negeri.
Ditambah lagi stigma wanita hanya mengurus anak dan rumah tangga masih sangat lekat di daerahnya. Namun dirinya dapat melewati itu semua dengan melakukan komunikasi dengan keluarga terutama suami. Perjuangan pun tak sia-sia kini ia tmasih tercatat sebagai mahasiswa Master of Arts Governence, Sussex University.
 Berbeda dengan Adiba, ia menyampaikan pesan kepada pencari beasiswa adalah tantangan internal dari diri sendiri terutama kemalasan. Maka seorang pencari beasiswa harus selalu mengupdate infomasi dan meningkatkan kapastas diri seperti mempelajari IELTS, membuat Esai, dan bertanya pada alumni ujar penerima beasiswa Fullbright Award, Master of Art, TESOL in Colombia University. Hal ini juga yang disampaikan narasumber ketiga, Rita Damayanti, penerima beasiswa Australia Award Scholarship, Master of Education, Monarch University.
"Sama seperti Adiba, intinya bagaimana kita memberikan ruang jeda diri kepada diri kita sendiri. Jadi kita bisa bertahap seperti memncicil pembuatan esai, melakukan tes IELTS, dan jangam malas baca karena informasi sangat banyak dan mudah untuk diakses," kata Rita seorang  wanita yang berasal dari Aceh.
Tak kalah menarik dengan yang dialami Haniel Rumawak yang berpesan jika ketekunan dan konsisten menjadi kunci ia meraih beasiswa Australia Award Scholarship Master of International Relationship, Melbourne University. Putra Papua ini bahkan harus melakukan tes beberapa kali untuk mendapatkan beasiswa yang diimpikan ini. Ia berpesan untuk memperisapkan rencana alternatif jika terjadi kegagalan.
Nah, bagaimana anda tertari memburu beasiswa?. Untuk lebih lengkap anda dapat kembali menonton melalui kanal Yutub Rumah Belajar Kemendikbud yang dapat diakses melalui link siaran ulang webinar Meraih Mimpi Sekolah di Luar Negeri. Esok hari penulis masih akan berbagi seputar meraih mimpi di kalangan mahasiswa. Pada artikel selanjutnya kita akan membahas pengalaman seputar kehidupan kampus mahasiswa disabilitas. Salam Semoga Menginspirasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H