Aku Memohon Ampun Kepada Allah itulah arti dari kalimat istighfar. Sesudah berjalan menempuh hari pasti banyak sekali dosa-dosa yang melekat di sekujur tubuh baik dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja. Kalimat istighfarlah yang membawa ingatan kembali membuka ruang-ruang memori yang kemudian divisualkan ke hadapan kita  saat perlakuan dosa itu sedang kita lakukan.
Anehnya saat kita melihat dosa-dosa itu yang terjadi sebuah rasa penyesalan namun tiba-tiba saja raga kita kembali pada ritme yang seharusnya ada di dalam diri kita. Istighfar seakan-akan jkunci jawaban yang ditunggu-Nya agar terucap dari bibir hamba-hamba yang penuh salah dan lupa. Berapa kali dosa sudah dilakukan namun ampunan selalu terbuka bagi orang-orang yang ingin mensucikan diri.
Bahkan orang bijak mengatakan rintihan dosa para pendosa lebih Allah cinta dibanding gemuruh tasbih para ulama. Istighfar juga amalan yang disukai oleh makhluk mulia yang sudah terjamin masuk kedalam syurga. Rasulullah SAW senantiasa beristighfar kurang lebih 100 kali dalam satu hari satu malam.
Dikutip dari NU Online, Suatu hari sahabat Ali bin Abi Thalib didatangi oleh beberapa orang yang menyampaikan keluh kesah permasalahan kehidupan mereka. Ada yang mengeluh daerahnya belum turun hujan, ada yang belum punya keturunan, dan ada yang mengeluh karena usahanya selalu bangkrut. Â Merekapun bertanya kepada Sahabat Ali apa yang harus mereka lakukan dan doa apa yang harus dipanjatkan agar Allah Swt membuka simpul-simpul kesusahan hidup mereka. Dengan tenang Sahabat Ali menjawab dengan satu doa yang pendek namun bisa mengeluarkan mereka dari kesusahan yakni perbanyak istighfar.
Istighfar seakan-akan sebuah password yang ditunggu-Nya agar terucap dari bibir hamba-hamba yang penuh salah dan lupa. Meski kisah diatas banyak tedapat kedahsyatan atas balasan yang diperoleh dari istighfar. Sebaiknya kita tak mengharap balasan sebagaimana Dia yang selalu memberi karunia kepada kita. Bahkan saat kesulitan atau keinginan yang ingin sekali didapat maka buang jauh-jauh keinginan itu.
Kita beristighfar hanya ingin kembali ke hadapan-Nya. Bahkan jika memang dosa-dosa kita menggunung mudah-mudahan dengan istighfar itu kita dapat mengintip wajah-Nya meski sedikit. Setelah itu terserah Dia ingin menghukum kita karena kita pantas mendapat hukuman dibnading kenikmatan. Namun yakinlah Dia akan selalu membalas cinta bagi Sang Pencinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H