Mohon tunggu...
Mgs. Fisika Fikri
Mgs. Fisika Fikri Mohon Tunggu... Administrasi - Orang yang punya seabrek mimpi :D

Lakukanlah sesuatu yang kau sukai maka kau tak akan merasakan berkerja sehari pun (Confucius) Membaca dan menulis adalah dua hal yang kusukai.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Belajar dari Angkot

15 Juni 2020   22:57 Diperbarui: 15 Juni 2020   22:56 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak salah di awal pekan ini kita kembali ke masa lampau. Nostalgia lebih tepatnya. Diambil dari Grid.id, peneliti menyatakan bahwa mengingat berbagai kenangan peristiwa dalam hidup kita membuat kita lebih mensyukuri dan menyadari bahwa hidup ini berharga dan berarti. Nostalgia bisa berguna untuk mengubah cara pandang kita mengenai masa-masa sulit yang sudah berlalu. Dengan bernostalgia kita dibantu untuk fokus pada hikmah dan pembelajaran dalam situsi buruk yang pernah terjadi. 

Hikmah adanya pandemi korona ini membuat mata kita terbuka jika belajar dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Pelajaran pun bisa didapat dari dalam angkutan kota yang disingkat Angkot. Kenangan ini dimulai saat penulis bertemu dengan seorang dosen yang gemar naik Angkot. Perjalanan ke kampus yang berada di Kota Indralaya, Ogan Ilir dulu menghabiskan waktu kurang lebih 1 jam. Jika dari rumah penulis harus menempuh waktu kurang lebih 1 jam ke terminal bus mahasiswa. Jadi membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam untuk ke kampus itupun bersyarat jika perjalanan tak terhalang truk angkutan batubara monggok atau lakalantas di jalan lintas sumatera itu.  

Angkot menjadi pilihan karena dulu belum ada ojek online hingga suatu hari penulis bertemu dengan seorang dosen yang cukup disegani di kampus penulis baik dari segi keilmuan maupun sifat mendidik bagi kalangan mahasiswa. Obrolan santai seputar  akademik dan kegiatan mahasiswa menjadi pilihan kami menghabiskan waktu menuju rumah. Hingga ke topik yang menarik yang kini menjadi ingatan bagi penulis.

"Ingat, pesan Bapak!! Jika ada buku bagus, Beli!!," katanya dengan nada serius 

Ia melanjutkan ceritanya mengapa itu ia lakukan. Baginya buku yang membuat kita penasaran adalah buku bagus yang wajib untuk dibeli. Meskipun beliau sendiri kadang tak ada waktu untuk membaca buku.  Membeli buku adalah sebuah investasi ilmiah yang perlu dilakukan. Percaya atau tidak terkadang kita memerlukan buku tersebut.

Itulah yang selalu terbenak saat melihat buku bagus. Ditambah lagi ayah penulis pernah menyampaikan jika membeli buku itu bertanda menghargai  jerih payah seorang penulis buku yang tak gampang merangkai kata demi kata hingga menjadi kalimat. Kalimat demi kalimat menjadi paragraf hingga akhirnya menjadi sebuah buku. 

Buku juga kini telah bertransformasi seperti angkutan umum yang ikut terdistrupsi oleh perkembangan teknologi digital. Buku dalam bentuk E-Book menjadi hal pilihan bagi para penggemar buku. Meskipun masih banyak yang sering membawah buku cetak di tasnya kemanapun mereka pergi.Terlebih lagi mereka yang hobi menulis.  Menulis sebenarnya bukan hanya  bagi seorang yang hobi menulis hampir setiap pekerjaan membutuhkan teknik menulis yang baik.  Jadi, jangan ragu untuk membeli buku, jika ada buku bagus, Beli!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun