Percaya atau tidak, pakar matematika mengatakan peluang jodoh seseorang dalam kehidupannya kurang lebih berjumlah 9 orang. Bisa dituliskan dangan 1:9 maka wajar saja jika diantara 9 orang itu terdapat kesamaan pada satu orang yang disukai. Namun yang namanya peluang pasti belum tentu berjodoh karena tergantung dengan rumus yang diproses sebagaimana proses algoritma secara ilmiah.
Algoritma dipelajari pada bangku kuliah bertujuan melatih mahasiswanya untuk berpikir kritis. Bahkan di era pendidikan 4.0 banyak para ahli menilai agar algoritma yang menjadi dasar dalam bahasa pemrograman sudah diajarkan pada anak usia sekolah. Dalam algoritma diajarkan sebuah tahapan yang terdapat setiap proses yang berjalan di dalamnya. Jika proses dijalankan dengan benar atau kita simbolkan YA maka akan beralih ke proses selanjutnya. Begitupun jika proses salah atau TIDAK juga akan beralih pada proses yang lainnya. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat ilustrasi berikut Contoh ilustrasi diatas adalah algoritma yang kita ambil dari researchgate.net. Kembali kita kaitkan dengan jodoh yang bisa jadi menjadi problema para kaum jomblo. Jika dikaitkan maka jodoh juga terdapat algoritmanya. Tentunya setiap orang akan menjalankan proses yang berbeda-beda tergantung dengan apa yang ia lakukan dalam sebuah proses itu.Â
Jika dikaitkan dengan perbandingan 1:9 maka seseorang bisa jadi akan menemukan 9 orang calon jodohnya.  Memang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hal ini. Namun pada artikel kali ini coba kita renungkan dengan pertemuan-pertemuan yang sudah terjadi pasti memiliki jalan cerita tersendiri. Nah, ini yang berbeda dengan algoritma pemrograman yang bisa dijalankan dengan pasti maka algoritma jodoh memiliki  banyak kandungan di dalam kehidupan anak manusia.
Dari 9 orang tersebut tentu Tuhan sediakan dengan madsud tertentu. Jika Anda pernah bertemu dengan sosok gadis yang pintar bisa jadi Allah ingin menambah pengetahuan Anda. Jika pernah berhubungan dengan gadis yang pencemburu bisa jadi ingin menguji kesetiaan Anda. Dan cerita-cerita lainnya yang bisa jadi pengalaman tersendiri bagi Anda.
Dari pengalaman-pengalaman itulah Anda akan terbawa dalam suatu kondisi dimana Anda sekarang berjodoh dengan kekasih Anda saat ini. Kondisi  yang memang jauh dari ideal dan tidak sepasti dalam algoritma pemrograman. Karena orang bijak mengatakan jodoh adalah cerminan diri, jika ingin mendapatkan yang terbaik maka perbaikilah diri sendiri. Dalam Islam pun diatur dalam konsep yang dinamakan sekufu yang berarti setara dan seirama agar nyaman dalam kehidupan.
Maka jangan heran jika ada yang berjodoh cepat bisa jadi seseorang tersebut sudah dianggap dalam kondisi pantas hingga berjodoh dengan orrang yang sudah pantas pula. Namun jika belum berjodoh bisa jadi ia harus melewati tahapan proses lagi untuk mendapatkan posisi pantas dan orang yang pantas dalam hidupnya. Semoga kita berjodoh dalam rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan warrahmah. Meskipun penulis juga masih berstatus jomblo namun doa dan harapan tak apa dikirimkan ke langit siapa tahu malaikat mencatat dan kita pun diikat dalam sebuah akad hehehe
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H