Kebijakan Merdeka Belajar yang digaungkan Mas Menteri, Nadhiem Makariem menjadi angin segar bagi para guru. Bagaimana tidak? salah satu poin dari kebijakan itu menyederhanakan administrasi para guru. Mas Menteri menginginkan para guru membuat desain belajar di kelas yang lebih sederhana dan sesuai dengan kondisi peserta didik yang kebanyakan dari Generasi Millenial. Masa New Normal menjadi masa yang tepat untuk para guru melakukan kreasi di dalam kegiatan belajar mengajar untuk pendidikan di masa yang akan datang.
Optimalisasi pemanfaatan TIK di masa Pandemi Korona sangat membantu para guru agar anak didiknya dapat terus belajar meski di tengah bencana. Objek pembelajaran saat ini masih sangat luas untuk dieksplorasi kepada peserta didik bukan cuma berada di dalam kelas. Salah satu poin dari kebijakan Merdeka Belajar dengan menghapuskan Ujian Nasional maupun Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Penilaian yang dilakukan secara komperhensif bukan cuma kemampuan menjawab soal-soal tetapai juga menghasilkan sebuah karya yang bermanfaat bagi lingkungannya.
New Normal di sekolah kini tengan dipersiapkan dengan protokol kesehatan meskipun masih banyak para orang tua masih belum bisa melepas anaknya begitu saja ke sekolah. Bahkan Kemendikbud juga sudah mengeluarkkan pernyataan belum bisa memastikan kapan kegiatan belajar mengajar akan efektif dilaksanakan meskipun 13 Juli 2020 menjadi awal tahun ajaran baru. Disinlah kita menanti para guru penggerak untuk aktif mengarahkan anak didiknya untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada menjadi sarana untuk belajar.
Jiwa millenial yang sangat dekat dengan media sosial bisa dijadikan media belajar untuk para siswa. Guru bisa mengajak siswa untuk membuat konten kreatif atau memantau para siswa merespon setiap isu yang ada di media sosial. Kini guru dapat menjadikan apa yang dikatakan dan apa yang dibagikan melalui media sosial sebagai komponen penilaian. Kelas tak lagi menjadi satu-satunya tempat mentransfer pengetahuan, saatnya mengajak peserta didik mengeksplorasi lingkungan sekita dan terjun langsung ke tempat-tempat yang dapat menjadi sumber pengetahuan.
Memang saat Pandemi Korona belum menghilang akan ada kebijakan untuk menerapakan sistem absen ganjil-genap  agar menghindari kerumunan di sekolah. Namun jika suatu saat Pandemi Korona telah diturunkan statusnya menjadi hijau bisa saja kebijakan ini tetap terus dilanjutkan dengan  menjadikan sebagian siswa turun langsung ke tempat-tempat bersejarah atau laboratorium untuk melakukan eksperimen yang ditampilkan secara langsung melalui video conference di hadapan kelas. Kita natikan saja, kreatifitas para guru penggerak dalam mendidik anak-anak di era digital ini. Karena guru kreatiflah yang akan terus menjadi penggerak para tunas bangsa di masa yang akan datang. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H