Perjalanan pulang adalah kerinduan.
Menyusuri untaian rel adalah harap-harap cemas.
Di tengah hembusan angin sehabis ditabrak moncong kereta, ada sepucuk cinta yang terbentang dari Padang hingga Sawahlunto.
Ketika semakin jauh berjalan,
Kita semakin sadar bahwa cinta itu maha luas.
Bahkan jarakpun hanya mampu memisahkan raga.
Sejam lalu, di stasiun itu.
Kita berdua untuk kesekian kali.
Namun siapa sangka,
Jika ada kehendak Khalik yang tak terselami,
Kita akhirnya akan berjumpa di surga nan abadi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!