Mohon tunggu...
Putra Niron
Putra Niron Mohon Tunggu... Freelancer - Pegiat di AMI Malaka dan SASOKA; Owner Kedai NN15

Penikmat Puisi, Penulis Kumpulan Puisi Penyair Bukan Kami; Kami dan Perjamuan Terakhir; dan Mata Cermin

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Di Puncak Ini

18 April 2019   22:10 Diperbarui: 18 April 2019   22:16 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di taman tadi, aku sungguh-sungguh takut.

Aku sungguh ingin cawan berdarah ini berlalu.

Peluh-peluhku berdarah.

Aku begitu tersiksa dalam kesendirianku.

Tak ada yang mau berjaga bersamaku.

Mereka yang setiap hari bersama-sama denganku pun enggan.

Aku hampir mati hati melihat mereka pulas tertidur.

Aku sendiri.

Aku bahkan mau mati saat itu juga,

ketika ciuman dusta melayang di wajahku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun