Mohon tunggu...
Putra Niron
Putra Niron Mohon Tunggu... Freelancer - Pegiat di AMI Malaka dan SASOKA; Owner Kedai NN15

Penikmat Puisi, Penulis Kumpulan Puisi Penyair Bukan Kami; Kami dan Perjamuan Terakhir; dan Mata Cermin

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Di Puncak Ini

18 April 2019   22:10 Diperbarui: 18 April 2019   22:16 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil oleh salah satu peserta Tablo Kisah Sengsara Yesus yang dibuat di Larantuka pada tahun 2015

Lagi, seonggokkan hinaan harus membuat perih luka hati.

Kakiku tak beralas,

Di sekitar jalan dipenuhi kerikil tajam

Mereka tak ada yang memberiku sepucuk sandal,

Kakiku berdarah-darah.

Pukulan demi pukulan,

Cacian demi cacian terus kuterima.

Perih...

Lebih perih lagi ketika aku disebut sebagai pengkhianat,

Pengkhianat-Mu Bapa.

Tubuhku kali ini serasa remuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun