Mohon tunggu...
Putra Niron
Putra Niron Mohon Tunggu... Freelancer - Pegiat di AMI Malaka dan SASOKA; Owner Kedai NN15

Penikmat Puisi, Penulis Kumpulan Puisi Penyair Bukan Kami; Kami dan Perjamuan Terakhir; dan Mata Cermin

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Di Puncak Ini

18 April 2019   22:10 Diperbarui: 18 April 2019   22:16 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku serahkan kepadaMu.

Jika ini kehendakMu,

Aku tak berkutik ketika pakaianku ditanggalkan dan ribuan cambukan mulai merobek kulitku,

Hingga luka-luka terbuka.

Pakaianku disematkan lagi ke tubuhku

Hingga luka-luka menempel di sana.

Lalu bahu yang tak beralas dipaksa untuk memikul salib yang berat.

Memikul ribuan cacat cela mereka.

Aku benar-benar terhina sampai ke debu.

Ketika harus tersungkur beberapa kali ke atas batu-batu di jalanan,

Dan salib menindih luka-luka yang tengah terbuka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun