Saatnya kami bungkam untuk tidak bercelotehÂ
tentang nafasmu yang berhenti karena ledakan, Nak.Â
Kami tidak bersuara.Â
Maaf kami bungkam, Nak.Â
Suara kami mahal untuk ledakan yang halal.Â
Maaf kami bungkam, Nak.Â
Suara kami murah untuk berita murahan.Â
Nak, doakan kami dari atas sana karena suara kami mati.Â
Wairpelit, 2016
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!