Saatnya kami bungkam untuk tidak bercelotehÂ
tentang nafasmu yang berhenti karena ledakan, Nak.Â
Kami tidak bersuara.Â
Maaf kami bungkam, Nak.Â
Suara kami mahal untuk ledakan yang halal.Â
Maaf kami bungkam, Nak.Â
Suara kami murah untuk berita murahan.Â
Nak, doakan kami dari atas sana karena suara kami mati.Â
Wairpelit, 2016
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!