Mohon tunggu...
Y.Padmono Dr.
Y.Padmono Dr. Mohon Tunggu... -

Saya seorang dosen yang terlambat belajar iptek.Hoby Olahraga, baca, dan musik. Saya harus terus belajar!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rindu Dendam

16 November 2011   14:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:35 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebuah Pengantar tidur

Orang bilang, cinta bukan mutlak orang muda! Dan aku berkata, benar…

Orang bilang cinta itu buta! AKu bilang, benar adanya…

Orang bilang cinta itu membahagiaannya sedikit dan menderitanya, aku bilang kemungkinan besar begitu jika mereka lebih mencintai dirinya sendiri disbanding cinta itu!

Orang ingin cinta harus memiliki, aku mulai ragu mengatakannya…karena faktanya banyak orang hanya bisa mencintai tetapi tak pernah mampu memiliki!

Orang bilang cinta itu sering berkorban, yah aku ikut menyetujuinya, meskipun kalau ikhlas hal itu akan berkurang

Teman,

Kebenenaran itu memang relative dipandang dari sudut apapun, baik dari pemilik kebenaran, pembenaran, maupunterbenarkan semata!

Demikian pula tentang kebenaran cinta yang sedikit terurai di atas, tentu akan saling memperdebatkannya! Tetapi, dari satu sisi maka akan berbeda dari sisi yang lain….pada konteks ini Einstein yang lebih benar, karena ia menyebutnya dengan teori reltivitas dan dan teori ini yang dipakai oleh para pemiliki kebenaran di sisi seberang ketika Mourice menyampaikan analisis tentang kebenaran Bible, Qur’an, Sain Modern yang mendasarkan kebenaran harus teruji empiris dan konsisten antar bagiannya..maka satu pihak yang terserang akan menjawabnya dalam versinya….

Teman

Demikian pula dalam kebenaran dan pembenaran cinta ala manusia biasa/normal, maka versi kebenaran semakin melebar sebanding dengan jumlah pemilik cinta itu! Berikut akan saya berikan sebuah catatan betapa dahsyatnya cinta, meski sang pencinta ini telah memaksanya untuk merayu hatinya, menekuk egonya, memaksa keinginannya, namun cinta di hati laki-laki ini masih sulit dikompromi.

Teman,

Akan saya kisahkan secara mudah dengan aku memerankan tokoh pria ini, supaya mudah memaknainya….

Aku duduk di teras rumahku yang di lantai atas menghadap keselatan, tapi yakinlah aku bukan sedang semedi bertemu Nyai Roro Kidul atau Nyai Blorong, karena itu musrik bagiku. Aku melakukan ini tak terhitung dalam banyak kali, karena di teras ini aku sering merenung, menghayal, mengandai, dan mengharap sebuah keajaiban akan Alloh tunjukkan (The Miracle Momentfor me).

Aku duduk menghadap keselatan, karena memang tak mungkin menghadap ke utara, timur, atau barat, karena hanya arah selatan yang meluas. Tampak di hamparan sepanjang mata memandang terdapat berbagai pemandangan yang cukup untuk mengkatarsiskan diri, meski belum mampu membantu mengkontemplasikan diri secara tuntas.

Kadang aku bernyanyi sambil memetik guitar, kadang aku masuk kemudian memainkan organ dengan memilih modus Piano, lalu aku nayanyikan lagu yang mampu mengobati rasa rindu dendam yang menyentak di hampir banyak waktu ketika aku sendiri atau menyendiri.

Aku sering menamakan kekasihku dengan sebutan berbagai macam tentu sesuai dengan imajinasiku dan menutupi imajinasiku yanglain!

Teman,

Tahukah kalian, aku sebenarnya adalah lelaki yang sangat bahagia (seharusnya), namun di sisi lain, aku sangat kering dalam hal pengalaman bercinta. Betul aku lelaki normal yang menyukai wanita cantik, tertarik pada bodi seksi, namun itu bukan keinginanku, karena aku hanya ingin wanita solikhah!

Teman,

DI satu waktu aku berhubungan dengan gadis, tapi aku tak tahu apakah aku mencintainya, faktanya ketika ia pergi aku tidak sedih, aku tidak meratap, aku tidak kecewa! Apakah benar aku tidak mencintainya? Mungkin aku salah, karena ternyata aku sering memikirkannya, lucunya aku tidak merindukannya!

Begitu waktu berlalu, silih berganti gadis-gadis hadir dalam kehidupanku, yah mungkin pacaran atau mungkin sekedar berteman, atau lebih jelek lagi teman berkencan, nonton film atau sekedar ramai-ramai bersama kawan ke suatu tempat. Tidak ada kesan, tidak ada kenangan, dan tidak ada yang aku rindukan….

Teman,

Sampai di suatu waktu aku bertemu dengan seorang gadis. Kalau boleh aku mengandaikan ia adalah perpaduan teman wanitaku H dan WR (sering kusinkat R) namanya.DUa gadis inilah yang dulu dalam imajinasiku akan aku gabung menjadi satu, sayang aku ini hanya makhluk, tentu tak mampu berbuat itu. H berkulit putih, berambut jagung, berleher jenjang, lembut dalam bertutur kata, sayang saat itu aku menyatakan dia bukan wanita setia, karena karena kemiskinanku ia berpaling! Sayang anggapan egoisku salah, ternyata ia bukan berpaling, tetapi menguji aku apakah aku mampu membuktikan seluruh keinginanku. Kami berpisah, ia menangis tetai aku marah, ia memintaku untuk mendengarkan penjelasannya, tetapi aku terlanjur patah arang….itulah bodohnya aku!

R wanita yang sangat cerdas. Ia salah satu murid bimbinganku ketika aku menjadi guru SMA (tapi aku belum selesai kuliah) ya sekedar mencari tambahan untuk mencukupi hidup. Ia keras, semangat, dinamis, berambut keriting, berparas latin dan India…Ia sangat mencintaiku, sayang aku lelaki bodoh yang tak mengerti arti cinta, ia kusia-siakan hingga ia pergi dalam harapan kosong yang aku ciptakan…

Teman,

Jangan tiru aku, aku ini obsesionis mungkin, moralis nggak juga, aku mungkin idealis terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak mungkin H cantik tetapi agak bodoh, WR ® sangat cerdas tetapi keras. Aku ingin keduanya menyatu! Rasaku kepada H, tetapi substansi yang kuharapkan ada di R. Inilah persoalannya, hingga aku tak memilih satu diantaranya!

Teman,

Suatu waktu aku menemui seorang gadis yang benar-benar seperti H dan R, dan lebih daripada itu aku mengetahui ia perpaduan itu justru setelah 2 tahun aku mengamatinya, aku menyelidikinya, dan ternyata apa yang aku lakukan ini adalah cinta….ya ada desir angin didadaku setiap aku menatap matanya, aku ingin mendekat tetapi tidak mungkin, sku ingin dia tidak….yah seperti lagunya Kotak….

Aku merenunginya, dan aku meyakininya sampai hari ini aku mencintainya….sayang ini pengalaman yang terlambat!

TEman, aku bergaul dengan gadis ini, aku berteman dengan gadis ini, sayang ……………ini hanya sebuah ilus kerinduan yang tak berbatas hingga sering muncul dalam angan yang tak terundang………………

AKu takmau certia yang romantic, sentimental, karena aku takut untuk menangis………………

Aku hanya sering duduk di teras tempat di mana aku sering berhubungan dia, bahkan berkomunikasi sampai subuh berkali-kali……………….dia pernah bilang cinta, tetapi ia sendiri tak tahu cinta jenis apa! Ia bilang kepadaku ia rindu seperti aku juga merasakannya….tapi ia tak mungkin menyatu denganku itu kata wanita itu…

Teman, ia sering mendoakanku bahkan di setiap sholatnya…bahkan kami pernah sholat bersama dalam hubungan udara…..aku imam dan ia makmum………….lucu ya! Tapi getir bila dirasakan………….

Teman, secara normal kami tak mungkin bersatu…………..meski celah itu masih aku tunggu, karena sungguh aku mencintainya….meski aku tak mungkin mengorbankan segalanya, karena ku yakin masih ada waktu……………………..

Teman….

Aku mengalami pengalaman cinta Cuma sekali dan sakitnya setengah mati………………..aku tak pernah berkhianat pada siapapun karena aku masih di jalan Alloh dan aku ingin bersama di jalan Alloh…………………..cempit memang jalan itu, berduri memang jalan itu, banyak algojo memang di jalan itu………………..tetapi aku tetap yakin jalan itu masih terbuka…….tentu jika ia masih mau membukacintanya……………………………….meski sebenarnya tak cukup dengan cinta………………..

Teman….

Hati-hatilah bercinta………………..lebih baik kita mencintai karena Alloh, maka akupun juga berharap aku mencintai karena Alloh…………….ia cantik, manis, baik, cerdas…………………tetapi tetap ia tak sempurna………….tetapi aku bukan pengejar kesempurnaan………….aku hanya ingin cintaku….mengena………………………………………………………………………

Teman,

Aku sering bernyanyi lagu Crisye…………

Cinta bersemi untaian kasih

Jumpa cinta pertama

Telah tertanam rindu dendam. Semakin dalam semakin gelap………….

Tetapi aku atak mau menyanyikan bait ke dua……………..

Cinta pertama berakhir duka……………….ini aku tak mau itu………….

Dah itulah aku yang suka pilih-pilih, egois, keras kepala……………………….

Aku kembali duduk di teras di tempat aku bertemu dengannya…………….dalam anganku!

Kasih kau di mana?

Aku merindukanmu…………………………..

Teman,

Kenapa banyak titik, karena aku sudah tak mampu memilih kata……………….tulisan ini tanpa konsep…………..langsung jadi dan imajinasi ini mengalir, bukan meredakan….tetapi semakin menyesakkan dada……………….hati-hatilah!


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun