Baru-baru ini, Bank Indonesia (BI) meluncurkan asuransi ternak sapi (ATS) yang telah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah, ATS bertujuan untuk meningkatkan produksi sapi sehingga dapat mengendalikan inflasi yang bersumber dari sektor pertanian.
Bank Indonesia bekerjasama dengan Kementrian Pertanian berusaha meningkatkan akses, mengurangi risiko, memfasilitasi, serta melansir implementasi dalam bentuk skema asuransi sapi ternak. Dengan asuransi itu, peternak bisa memiliki kesempatan usaha yang lebih baik. Asuransi digunakan untuk mengurangi risiko kredit yang dialami perbankan. Bila risiko kredit ini bisa dikurangi, peternak bisa memproduksi dengan lebih baik lagi dan menjadi dorongan bagi peternak dan perbankan.
Asuransi ternak sapi memberikan jaminan penggantian kepada pemilik sapi apabila ternak sapi mengalami risiko kematian karena penyakit, kecelakaan dan melahirkan maupun risiko kehilangan atau lainnya sebagaimana diatur di dalam polis. Asuransi ini memberikan perlindungan terhadap risiko kerugian baik bagi peternak maupun perbankan. Adanya produk asuransi ini juga diharapkan dapat mendorong penetrasi industri asuransi dan perbankan secara umum dan menjadi momentum pengembangan asuransi sektor pertanian di Indonesia. Selain itu, diharapkan dapat meningkatkan posisi tawar peternak untuk mendapatkan kucuran kredit perbankan.
Menurut pandangan saya pribadi, asuransi sapi bukan solusi yg dibutuhkan para peternak. Hal ini hanya cara bankir agar mendapat segmen pendapatan baru dari kucuran kredit buat peternak. Sehingga riba akan makin merajalela hingga ke pelosok-pelosok dan rakyat-rakyat kecil. Bagaimana tanggapan anda?
Sumber Gambar : disini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H