Mohon tunggu...
Maya Dewi
Maya Dewi Mohon Tunggu... -

Konsultan komunikasi, pengamat Human Acceptance Behavior dan pecinta sains

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perpanjang Usia dengan Donor Darah

9 November 2010   09:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:45 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu siang selepas makan siang disebuah perkantoran, beberapa karyawan terlibat pembicaraan seru ditengah perjalanan mereka kembali ke kantor. Mereka membicarakan mahalnya 'ongkos reparasi badan'. Mulai dari biaya dokter sampai obat terhitung habis jutaan rupiah. Kesimpulannya mereka harus menjaga diri untuk selalu sehat mulai dari rajin olahraga sampai dengan minum suplemen. Bicara tentang suplemen,pembicaran jadi hangat lagi ketika salah satu karyawan'nyeletuk' tentang sebuah supplemen jutaan rupiah. Konon supplemen yang langsung didatangkan dari China itu bisa meningkatkan metabolisme tubuh terutama untuk mereka yang sudah berusia diatas 30 tahun. Spontan semua yang terlibat pembicaraan berdecak kagum, dengan harga fantastis suplemen, mereka membayangkan bisa membeli smartphone terbaru. Menjelang akhir pembicaraan,salah seorang karyawan mengingatkan kegiatan ulang tahun perusahaan, diantaranya kegiatan donor darah. Mendengar kata donor darah wajah mereka berubah 'sepat' bak buah salak."Saya takut jarum" kata salah seorang dari mereka,beberapa mengajukan beberapa alasan agar terhindar dari ajakan donor darah. Usaha mereka menghabiskan jutaan rupiah untuk memperpanjang usia menjadi ironis saat mereka menolak untuk mendonasikan darah. Siapa bilang donor darah HANYA untuk kepedulian semata? Tahukah mereka bahwa darah yang mereka donorkan belum tentu terpakai ? Setelah dilakukan proses 'pembersihan' dan 'screening' darah,hanya sekitar 50% dari hasil donor darah yang benar-benar aman untuk didonorkan. Belum lagi kapasitas darah apabila disimpan diluar tubuh manusia hanya mampu bertahan maksimum 3 hari. Sehingga setelah 3 hari,darah yang disimpan harus dibuang. Berarti sebetulnya kita donor darah untuk siapa? Jawaban yang tepat adalah untuk diri sendiri. "Mayoritas orang yang mendonorkan darahnya secara reguler , terhindar dari anemia yang disebabkan karena penuaan atau usia yang semakin bertambah," kata Dr. Sulaimon Akanmu, Kepala Departemen Haematology di University Lagos Teaching Hospital (LUTH),Nigeria. Seiring usia,sumsum mengalami penuaan. Pada pendonor darah reguler, sumsum tetap pada kondisi saat usia muda. Karena dengan donor darah sumsum selalu produktif memproduksi darah,sehingga sumsum terhindar dari penuaan.Level darah pada pendonor darah tidak termakan usia,tetap sama seperti saat usia muda.Kadar oksigen dalam darah akan senantiasa cukup untuk disalurkan ke seluruh jaringan tubuh sepanjang masa. Lebih jauh Ankanmu mengatakan,sel darah pendonor yang secara regular mendonorkan darahnya, tidak cepat termakan usia sehingga dimungkinkan berumur panjang. Agaknya kalimat bijak Gandhi  "The best way to find yourself is to lose yourself in the service of others" menjadi bermakna:  Cara terbaik untuk menemukan jati diri anda adalah dengan memberikan pelayanan kepada sesama. Dengan donasi darah sukarela,anda tidak hanya menyelamatkan nyawa,tetapi juga menemukan jati diri anda sebagai manusia yang mensyukuri nikmatNya dengan menjaga kesehatan tubuh, demi kelangsungan hidup yang lebih panjang.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun