Mohon tunggu...
Pangestu Danang Wiguna
Pangestu Danang Wiguna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Di sekolah bernama kehidupunk

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manusia Indonesia dari Perspektif Keberagaman

10 Maret 2024   22:37 Diperbarui: 10 Maret 2024   22:40 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SMA Negeri 1 Bojong

Gagasan pendidikan Indonesia oleh cendekiawan-cendekiawan bangsa di masa penjajahan merupakan respons terhadap sistem kolonialisme barat hingga sistem pendidikan yang diselenggarakan mereka di Indonesia. Cendekiawan-cendekiawan bangsa (antara lain Dr. Wahidin Soediro Hoesodo, R.A. Kartini, dan Ki Hadjar Dewantara) memegang prinsip bahwa pendidikan mesti terselenggara dengan adil dan merata terhadap seluruh lapisan masyarakat, tidak meninggalkan aspek kebudayaan bangsa, serta membentuk generasi penerus bangsa yang berbudi pekerti luhur dan adaptif dalam menghadapi masalah.

Prinsip-prinsip tersebut tidak terlepas dari Identitas manusia Indonesia. Identitas manusia Indonesia dimaknai sebagai manusia yang menghayati nilai-nilai kemanusiaan khas Indonesia. Terdapat beberapa nilai khas manusia Indonesia, yaitu sebagai berikut

  • Lahir, hidup dan berkembang dalam kebhinekkatunggalikaan. Nilai kebhinekatunggalikaan merupakan keragaman yang menjadi salah satu identitas Indonesia seperti agama ras, suku, tradisi dan budaya. Keragaman Indonesia merupakan anugerah alamiah yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan masyarakat bangsa Indonesia. Contoh nilai kebhinekaan dalam kehidupan yaitu bergaul dan berteman kepada siapa saja tanpa membeda-bedakan agama, ras atau suku.
  • Manusia Indonesia sebagai manusia Pancasila. Nilai Pancasila yang menjadikan perekat dan penyatu hidup berbangsa bagi segala kalangan di Indonesia, Soekarno menjadikan Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia dan sekaligus manusia Indonesia. Pancasila merupakan inti sari yang merangkum nilai-nilai, jiwa dan semangat orang-orang Indonesia yang selalu menjunjung tinggi nilai gotong-royong. Contohnya yaitu sikap tenggang rasa dan tidak semena-mena terhadap orang lain.
  • Manusia Indonesia sebagai manusia religius. Nilai religiuitas yang menjadi hal mendasar bagi hidup manusia dan merupakan daya-daya insani yang bersifat batiniah yang ada di dalam hati. Contoh nilai religiuitas dalam kehidupan yaitu berbudi pekerti luhur melalui sikap jujur serta toleran terhadap berbagai kergaman agama dan kepercayaan.

Nilai-nilai khas manusia Indonesia merupakan faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam membangun Pendidikan Nasional. Sebagaimana Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan merupakan media penyemaian benih-benih kebudayaan. Pendidikan dianggap sebagai sarana yang paling tepat dalam melestarikan kebudayaan bangsa. Kebudayaan bangsa Indonesia begitu beragam dan memiliki nilai-nilai luhur di dalamnya. Sehingga Pendidikan dapat digunakan sebagai sarana membentuk budi pekerti luhur generasi penerus bangsa yang senantiasa belajar di mana pun, kapan pun, dan kepada siapa pun (Pembelajar sepanjang hayat). Pendidikan bukan hanya milik satu atau dua golongan saya, melainkan pendidikan merupakan milik semua anak bangsa baik laki-laki maupun Perempuan (emansipasi). Di hadapan pendidikan, semuanya memiliki hal yang sama sesuai bunyi sila kelima yaitu “keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Tujuan pendidikan merupakan sarana pembentukan budi pekerti lubur, mengasah nalar kritis, dan melatih daya pemecahan masalah anak sehingga adaptif dalam menghadapi masalah dalam kehidupannya. Pembentukan budi pekerti luhur merupakan hal yang tidak boleh lepas dari proses pendidikan. Karena, seseorang yang berpendidikan tidak terbatas pada mereka yang banyak tau atau mereka yang banyak bisa melainkan mereka yang memiliki budi pekerti luhur dalam menjalani kehidupannya dan menghadapi realitas sosial. Budi pekerti merupakan kombinasi dari pengetahuan (ngerti) dan perasaan (ngrasa) yang menghasilkan sikap (nglakoni). Nilai-nilai luhur dalam berkehidupan sangatlah penting dalam pendidikan nasional. Pentingnya kekuatan nilai luhur dalam pendidikan nasional antara lain:

  • Nilai luhur dapat ikut andil dalam menciptakan Pendidikan yang berbudaya
  • Nilai luhur dapat menjadi acuan peserta didik dalam bersikap dan beperilaku. Sehingga Pendidikan tidak hanya berfokus pada kognitif saja namun diimbangi dengan penguatan karakter peserta didik.
  • Nilai luhur berfungsi sebagai landasan negara, sehingga dapat membantu negara untuk terus berkembang, dan mewujudkan cita-cita bangsa.

Hal ini mengacu pada konsep kontinuitas yang dirumuskan oleh KHD, dalam penerapan Pendidikan harus menghubungkan nilai-nilai yang sudah ada dan dianggap baik untuk kemudian diterapkan dan diaplikasikan dalam Pendidikan masa sekarang. Dalam hal ini nilai luhur tersebut sebagai identitas bangsa Indonesia.

Pendidikan berperan penting untuk membangun paradigma berpikir, bersikap, dan berperilaku sebagai bangsa Indonesia, masyarakat Indonesia yang memiliki keberagaman agama ras, suku, tradisi dan budaya sehingga pendidikan mempunyai peran penting untuk melestarikan keberagaman, menjaga kesatuan, memelihara keharmonisan dan mengembangkan kualitas Indonesia. Pendidikan Indonesia perlu memerhatikan realitas sosial di mana Indonesia merupakan negara dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Letak geografis, latar belakang budaya, dan sosial-ekonomi dapat memengaruhi karakteristik peserta didik.

Pendidikan (dalam hal ini pendidikan formal) dapat diimplementasi melalui pembelajaran di sekolah. Pembelajaran hendaknya fokus pada peserta didik sebagai subyek pembelajaran atau subyek yang menjalani proses belajar. Pendidikan bersifat menuntun bukan menuntut. Artinya ialah pendidikan bersifat menuntun perkembangan peserta didik dengan berbagai potensi, minat, dan latar belakang peserta didik (kodrat alam) sesuai perkembangan zaman (kodrat zaman). Oleh karena itu, pemahaman karakteristik peserta didik perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum menentukan proses pendidikan atau pembelajaran yang akan dijalani oleh peserta didik. Sehingga, peserta didik dapat menjalani proses belajarnya dengan nyaman sesuai tahap perkembangan mereka.

Rumusan identitas manusia Indonesia dapat dibuat menjadi landasan implementasi Pendidikan di Indonesia yaitu Pelajar Profil Pancasila. Keberagaman bangsa Indonesia dapat menjadi landasan Pendidikan yang mampu meramu semua perbedaan menjadi kesatuan. Pengamalan profil pelajar Pancasila dengan keberagaman bangsa Indonesia memerlukan system pendidikan yang tepat sehingga dapat mengakomodir keduanya termasuk pula tujuan pendidikan. Sistem among dianggap sebagai sistem pendidikan yang tepat untuk mengokomodir pengalaman profil pelajar Pancasila dengan keberagaman bangsa. Sistem among merupakan sistem pendidikan yang menuntun proses belajar peserta didik dalam mengaktualisasi diri sesuai karakteristik peserta didik. Melalui sistem among, guru bersifat sebagai fasilitator yang merancang pembelajaran berdasarkan kebutuhan belajar dan karakteristik peserta didik, sehingga kebutuhan belajar peserta didik secara kognitif, afektif, psikomotorik, pengamalan profil belajar Pancasila, dan nilai-nilai keberagaman merupakan hal-hal yang dipertimbangkan oleh guru. Dengan identitas manusia Indonesia diharapkan dapat menumbuhkan peserta didik yang memiliki kesadaran akan kebudayaan Indonesia, serta kesadaran akan persatuan dan toleransi dalam masyarakat. Sehingga manusia Indonesia dapat Merdeka secara lahir dan batin dengan tetap melestarikan kebudayaan Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun