Mohon tunggu...
pcsukresna_
pcsukresna_ Mohon Tunggu... Seniman - freelancer/pengangguran sok sibuk

bebaskan dirimu

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sebuah Pertanyaan Kritis Terhadap Ajaran Katolik: "Kenapa Kristus Harus Disalibkan?"

31 Mei 2024   05:08 Diperbarui: 31 Mei 2024   05:38 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest/id.kingdomsalvation.org

Ada sebuah pertanyaan yang agaknya lazim ditanyakan oleh orang-orang yang awam dengan ajaran teologi Katolik. Pertanyaan itu demikian: "Kenapa Kristus harus disalibkan?"  Pertanyaan ini sederhana tapi sulit dijawab secara sederhana. Sebab masyarakat Indonesia memiliki pola pikir berbeda dengan masyarakat Yahudi-Romawi.

Beberapa orang mungkin bermaksud memberikan jawaban sederhana dengan hanya mengatakan: "Untuk menebus dosa manusia!" Sementara itu makna dari penebusan dosa yang dilakukan oleh Tuhan melalui pribadi Kristus benar-benar tak sesederhana jawabannya.

Terkadang jawaban sederhana yang diucapkan membuat umat Katolik itu sendiri ragu dengan iman Katoliknya. Bahkan beberapa umat Katolik pada akhirnya memilih meninggalkan iman Katoliknya karena kebingungan akan jawaban pertanyaan sederhana itu.

Masalahnya adalah konsep penebusan dosa ini tidak lagi ada di alam pemikiran moderen saat ini. Sebab konsep penebusan dosa ada di alam pemikiran masyarakat Yahudi kuno. Perkembangan zaman mengecilkan makna dari dosa, sehingga dosa hanya dianggap sebagai: "Sebuah pelanggaran akan aturan baku dalam moralitas ketuhanan dan kemanusiaan." Sementara itu pemikiran masyarakat Yahudi kuno tidak sesederhana itu.

Maka tidak mungkin mendapatkan jawaban sederhana dari pertanyaan sederhana yang satu ini. Sebab bisa dibilang manusia moderen hidup di alam pemikiran yang berbeda dengan masyarakat Yahudi kuno. Maka pemaksaan atas jawaban yang sederhana, sama seperto mengkerdilkan pengenalan akan Tuhan.

Berikut ini adalah jawaban yang tidak sederhana dari pertanyaan yang sederhana. Bukan karena ajaran Katolik blunder dalam memahami ajaran imannya sendiri. Melainkan karena pemahaman akan dosa berada diranah spiritualisme dan bukan berada diranah materialisme.

1. Dosa mengakibatkan keterputusan hubungan dengan  Tuhan atau dengan kata lain neraka. Ibarat kata hubungan manusia dengan Tuhan sebelum dosa itu muncul sama seperti sebuah ikatan tali. Ketika tali itu terputus oleh dosa, manusia tidak akan lagi mampu dan bisa sampai pada Tuhan dengan kekuatannya sendiri.

2. Dosa tidak diciptakan atau dikehendaki oleh Tuhan. Dosa adalah akibat dari sebab atas penyalahgunaan anugrah kehendak bebas yang hanya diberikan Tuhan pada manusia dan malaikat. Sementara itu anugrah Tuhan itu mutlak. Tuhan bukannya tidak mampu mencabut anugrah kehendak bebas yang diberikanNya pada manusia dan malaikat. Tetapi, jika Tuhan melakukannya. Sama artinya Tuhan menjadikan manusia dan malaikat, tidak ada bedanya dengan makhluk ciptaan yang material seperti binatang dan tumbuhan. Sedangkan manusia sendiri tidak bisa disamakan dengan binatang dan tumbuhan, oleh sebab manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Tuhan, yaitu serupa dan segambar dengan pribadi Firman Tuhan.

3. Untuk memperbaiki keterputusan hubungan manusia dengan Tuhan. Tuhan melalui pribadi FirmanNya dan pribadi RohNya mengutus para nabi pada bangsa pilihanNya yaitu bangsa Israel. Para nabi hanya diutus pada bangsa Israel bukan karena bangsa Israel istimewa, melainkan karena janji Tuhan pada leluhur bangsa Israel yaitu bapa Abraham, bapa Ishak dan bapa Yakub. Janji itu adalah: "Bahwa melalui keturunannya seluruh manusia akan diberkati."

4. Keterputusan dengan Tuhan atau neraka berarti kematian kekal. Karena Tuhan mengasihi manusia, selama zaman para nabi, penebusan dilakukan dengan menggantikan jiwa orang berdosa dengan jiwa binatang yang fana. Pada zaman Yahudi kuno, umat Yahudi beribadah dengan melakukan pengorbanan binatang yang bertujuan untuk menebus dosa mereka, dengan menggantikan jiwa mereka yang seharusnya masuk ke dalam neraka, dengan jiwa binatang yang fana atau tidak kekal. Tetapi penebusan dengan binatang saja faktnya tidak mampu membuat jiwa manusia berdosa kembali pada Tuhan. Selama zaman para nabi, tidak ada satupun jiwa manusia yang dapat kembali pada Tuhan, semuanya masuk ke dalam neraka tanpa terkecuali, sekalipun itu adalah para nabi dan orang suci.

5. Karena Tuhan mengasihi manusia, juga meski Tuhan telah mengutus para nabiNya pada bangsa Israel, manusia tetap tidak bisa kembali pada Tuhan. Tuhan lewat pribadi Bapa mengutus pribadi FirmanNya untuk turun ke dunia, dengan lahir menjadi manusia biasa. Jadi Firman Tuhan tidak lagi disampaikan oleh para nabi, melainkan Ia sendiri yang turun menjadi manusia. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan bangsa pilihan yang baru atau dengan kata lain Israel baru, yang akan menjadi sarana keselamatan Tuhan di dunia. Juga untuk menjadi ganti korban binatang yang biasa digunakan untuk menebus dosa.

6. Kematian Kristus dikayu salib, sama seperti ritual pengorbanan binatang yang dilakukan oleh masyarakat Yahudi kuno untuk penebusan dosa. Dahulu pengorbanan binatang tidak mampu menyelamatkan manusia dari dosa karena yang mengganti jiwa kekal manusia adalah jiwa fana binatang. Tetapi ketika Kristus  yang adalah pribadi Firman Tuhan sendiri yang menjadi ganti korban penebusan dosa, maka penebusan dosa itu benar-benar bisa dilakukan. Sebab Kristus itu adalah yang awal dan yang akhir dia itu kekal dalam kesatuan hakikat dengan pribadi Bapa dan pribadi Roh Kudus. Ibarat kata, penebusan dosa yang dilakukan Kristus dikayu salib sama seperti Kristus menyambung kembali ikatan tali yang putus antara manusia dengan Tuhan.

7. Setelah ikatan tali antara manusia dengan Tuhan ini tersambung kembali. Maka yang diperlukan oleh manusia untuk dapat bersatu kembali dengan Tuhan adalah bersatu dengan umat Israel baru pilihan Kristus yang adalah Gereja Katolik. Gereja Katolik sendiri adalah tubuh mistik Kristus dengan Kristus sendiri sebagai kepalanya. Sehingga bersatu dengan Gereja Katolik sama artinya bersatu dengan Kristus. Bersatu dengan Kristus sama artinya dengan bersatu dengan Tuhan.

Jadi kesimpulannya adalah "Penyalipan Kristus di kayu salib adalah usaha Tuhan untuk menebus jiwa-jiwa manusia yang berdosa."

Lantas ketika seorang sudah bersatu dengan Gereja Katolik dan sudah terselamatkan oleh Kristus, apakah umat Katolik bisa bebas berbuat dosa sebab ia sudah pasti masuk surga?

Perbuatan dosa yang dilakukan oleh seorang beriman Katolik, sama artinya dengan penolakan atas penebusan dosa yang dilakukan Kristus, sehingga secara tidak langsung seorang beriman Katolik yang berdosa, terpisah dari Gereja Katolik. Itulah kenapa Kristus menetapkan sakramen tobat untuk memulihkan kembali hubungan seorang Katolik dengan Gereja Katolik dan Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun